> >

Rusia Sebut Korban Israel di Gaza dalam 10 Bulan Sudah Dua Kali Lipat Perang Ukraina dalam 10 Tahun

Kompas dunia | 18 Juli 2024, 19:30 WIB
Dalam foto yang dirilis Dinas Pers Kementerian Luar Negeri Rusia tampak Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara dalam pertemuan dengan para anggota parlemen negara-negara BRICS di Moskow, Rusia, Kamis, 11 April 2024. (Sumber: Dinas Pers Kemlu Rusia via AP)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa korban serangan Israel di Palestina sudah mencapai dua kali lipat korban perang Rusia-Ukraina selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut disampaikan Lavrov dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Timur Tengah, Rabu (17/7/2024).

Lavrov menyebut, hampir 40.000 warga sipil Palestina terbunuh dan sekitar 90.000 terluka dalam operasi militer Israel. Jumlah korban ini jauh lebih banyak dibanding korban perang Ukraina sejak aneksasi Krimea dan perang separatis di Donetsk dan Luhansk tahun 2014 silam.

Baca Juga: Sebut Arab Saudi Ingin Normalisasi dengan Israel, Biden Ungkap Syaratnya tapi Tak terkait Palestina

"Dalam 300 hari, anggaplah 10 bulan, tedapat 40.000 warga Palestina terbunuh dan sekitar 90.000 lebih terluka. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak," kata Lavrov di New York, Amerika Serikat (AS), Rabu (17/7).

"Ini dua kali lipat dibanding jumlah korban sipil di kedua pihak konflik di barat daya Ukraina selama lebih dari 10 tahun terakhir."

Lavrov menekankan bahwa Jalur Gaza kini tinggal reruntuhan, banyak infrastruktur vital seperti rumah sakit, sekolah, dan permukiman penduduk hancur akibat serangan Israel.

"Jalur Gaza dihantam epidemi penyakit menular, kelaparan massal, dan malapetaka kemanusiaan yang nyata muncul di sana," kata Lavrov dikutip TASS.

Menlu Rusia itu pun mengaku pihaknya mendukung gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Menurut Lavrov, Moskow beranggapan bahwa gencatan senjata menjadi langkah penting menuju perdamaian abadi antara Israel dan Palestina.

"Sekalinya itu (gencatan senjata) disepakati, kami harap ini akan menciptakan kondisi untuk mengembalikan perundingan implementasi kebijakan-kebijakan PBB tentang pendirian negara Palestina, hidup berdampingan dengan Israel dalam damai dan aman," katanya.

Baca Juga: Peneliti Sebut Memerangi Hamas Hanya Dalih Israel: Tujuan Netanyahu Hapus Memori Kolektif Palestina

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU