China Hentikan Pembicaraan Pengendalian Senjata Nuklir dengan AS karena Taiwan
Kompas dunia | 18 Juli 2024, 07:52 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV - China menghentikan pembicaraan pengendalian senjata nuklir dengan AS sebagai protes atas penjualan senjata Washington ke Taiwan, pulau yang diperintah secara demokratis dan diklaim oleh Beijing sebagai wilayahnya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan penjualan senjata AS ke Taiwan dalam beberapa bulan terakhir telah "sangat merusak suasana politik untuk melanjutkan konsultasi pengendalian senjata."
"Akibatnya, China memutuskan untuk menunda diskusi dengan AS tentang konsultasi pengendalian senjata dan non-proliferasi. Tanggung jawab sepenuhnya berada di pihak AS," kata Lin dalam konferensi pers di Beijing, seperti laporan Straits Times, Rabu, 17/6/2024.
Lin menambahkan China bersedia berkomunikasi mengenai pengendalian senjata internasional, tetapi AS "harus menghormati kepentingan inti China dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk dialog dan pertukaran pandangan."
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan China memilih untuk mengikuti jejak Rusia dengan menegaskan bahwa pengendalian senjata tidak bisa berjalan jika ada tantangan lain dalam hubungan bilateral.
"Kami berpikir pendekatan ini merusak stabilitas strategis dan meningkatkan risiko perlombaan senjata," kata Miller kepada wartawan.
"Sayangnya, dengan menangguhkan konsultasi ini, China memilih untuk tidak mengejar upaya yang akan mengelola risiko strategis dan mencegah perlombaan senjata yang mahal. Namun, kami, Amerika Serikat, akan tetap terbuka untuk mengembangkan dan menerapkan langkah-langkah pengurangan risiko yang konkret dengan China."
Baca Juga: Duh! Petinggi Militer AS Sebut Senjata Nuklir China Makin Mengkhawatirkan
Pejabat AS dan China melanjutkan diskusi senjata nuklir pada November lalu, tetapi negosiasi pengendalian senjata formal belum akan terjadi dalam waktu dekat meskipun ada kekhawatiran AS tentang peningkatan cepat senjata nuklir China.
AS memperkirakan China memiliki 500 hulu ledak nuklir yang siap digunakan dan kemungkinan akan memiliki lebih dari 1.000 pada tahun 2030.
Pejabat AS telah menyatakan frustrasi karena Beijing menunjukkan sedikit minat dalam membahas langkah-langkah untuk mengurangi risiko senjata nuklir.
Namun, Beijing berpendapat AS memiliki persenjataan yang jauh lebih besar.
AS memiliki sekitar 3.700 hulu ledak nuklir, dengan sekitar 1.419 hulu ledak nuklir strategis yang sudah dikerahkan. Rusia memiliki sekitar 1.550 senjata nuklir yang sudah dikerahkan dan menurut Federasi Ilmuwan Amerika, memiliki stok 4.489 hulu ledak nuklir.
AS adalah pendukung internasional terpenting Taiwan dan pemasok senjata utama meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal. China berulang kali menuntut agar penjualan senjata ini dihentikan.
Taiwan telah memprotes selama empat tahun terakhir tentang aktivitas militer China yang meningkat di dekat pulau tersebut, termasuk misi hampir setiap hari oleh pesawat dan kapal perang China.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Straits Times