> >

Secret Service Gelar Penyelidikan Usai Kecaman Pedas karena Gagal Cegah Upaya Pembunuhan Trump

Kompas dunia | 15 Juli 2024, 05:45 WIB
Calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dikawal petugas Secret Service usai lolos dari percobaan pembunuhan di Butler, Pennsylvania, AS, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Gene J. Puskar/Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS TV - Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) atau Secret Service Amerika Serikat (AS) langsung mengumumkan akan menyelidiki bagaimana seorang penembak bersenjata senapan serbu jenis AR bisa mendekati dan menembak mantan Presiden Donald Trump pada sebuah kampanye pemilihan presiden di Pennsylvania, Sabtu (13/7/2024) waktu setempat kemarin. Ini adalah kegagalan besar dari tugas utama badan tersebut.

"Penembak, yang akhirnya tewas ditembak oleh personel Secret Service, melepaskan beberapa tembakan dari posisi tinggi di luar lokasi acara," kata agen tersebut.

Analisis Associated Press (AP) terhadap lebih dari selusin video dan foto dari acara Trump, serta citra satelit lokasi, menunjukkan bahwa penembak bisa merayap di atap hingga jarak tembak efektif terhadap panggung tempat sang mantan presiden AS tersebut berbicara.

Sebuah video di media sosial yang telah diverifikasi oleh AP menunjukkan tubuh seorang pria dengan pakaian kamuflase abu-abu tergeletak di atap pabrik yang terletak di sebelah utara lapangan tempat acara diadakan.

Atap tersebut berjarak kurang dari 150 meter dari tempat Trump berbicara. Jarak ini cukup bagi seorang penembak jitu yang terlatih untuk mengenai sasaran manusia.

Sebagai perbandingan, tentara AS harus bisa mengenai siluet manusia dari jarak ini saat latihan dengan senapan M16. Senapan serbu AR yang digunakan penembak adalah versi sipil semi-otomatis dari M16 militer.

Dalam perkembangannya, FBI saat jumpa pers pada Minggu (14/7) kemarin mengumumkan pihaknya berhasil mengidentifikasi penembak sebagai Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, dari Bethel Park, Pennsylvania.

Secret Service tidak hadir dalam konferensi pers larut malam di mana pejabat FBI dan Polisi Negara Bagian Pennsylvania memberikan keterangan kepada wartawan tentang penyelidikan penembakan ini.

Agen Khusus FBI Kevin Rojek mengatakan bahwa mengejutkan penembak bisa sampai ke jarak tembak sedekat itu dan melepaskan tembakan sebelum akhirnya tewas.

Tim kontra-penembak jitu dan tim kontra-serangan Secret Service ada di acara tersebut, menurut dua pejabat penegak hukum yang tidak ingin disebutkan namanya.

Baca Juga: Tersangka Pelaku Upaya Pembunuhan Donald Trump Ternyata Siswa Berprestasi di SMA

Donald Trump dibawa turun pengawalnya dari Secret Service setelah terdengar tembakan saat kampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

Tim kontra-serangan yang dikenal dengan kode "Hawkeye" bertugas menghilangkan ancaman sehingga agen lain bisa melindungi dan mengamankan orang yang mereka lindungi. Tim kontra-penembak jitu, dengan kode "Hercules," menggunakan teropong jarak jauh dan dilengkapi dengan senapan penembak jitu untuk menghadapi ancaman jarak jauh.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas, mengatakan departemennya dan Secret Service bekerja sama dengan penegak hukum untuk menyelidiki penembakan ini. 

"Kami mengutuk kekerasan ini dengan sekeras-kerasnya dan memuji tindakan cepat Secret Service hari ini," kata Mayorkas.

"Kami bekerja sama dengan Presiden Biden, mantan Presiden Trump, dan kampanye mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan mereka." tambah Mayorkas. 

Permintaan penyelidikan datang dari berbagai pihak. Anggota Kongres AS Mark Green, seorang Republikan dari Tennessee yang memimpin Komite Keamanan Dalam Negeri DPR, mengirim surat kepada Mayorkas, menanyakan tentang penembakan dan meminta informasi tentang perlindungan Secret Service untuk mantan presiden.

"Kegagalan keamanan ini serius, menjadi momen mengerikan dalam sejarah bangsa kita yang tidak bisa diremehkan," tulis Green dalam suratnya.

Green juga mencatat laporan bahwa Secret Service telah menolak permintaan dari kampanye Trump untuk keamanan tambahan. Juru bicara Secret Service, Anthony Guglielmi, mengatakan tuduhan tersebut "sangat tidak benar" dan mereka telah menambah sumber daya dan teknologi seiring meningkatnya perjalanan kampanye.

Baca Juga: Trump Serukan Persatuan usai Upaya Pembunuhan, Tegaskan Tetap Hadir di Konvensi Partai Republik Esok

Petugas Secret Service AS melindungi capres Donald Trump ketika terjadi peristiwa penembakan dalam acara kampanye Trump di Butler, Pennsylvania, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Evan Vucci/Associated Press)

Green mengatakan ia akan berbicara dengan Direktur Secret Service Kimberly Cheatle pada hari Minggu.

James Comer, seorang Republikan dari Kentucky yang memimpin Komite Pengawasan DPR, mengatakan ia menghubungi Secret Service untuk mendapat penjelasan dan meminta Cheatle hadir dalam sidang.

Comer mengatakan komitenya akan segera mengirimkan undangan resmi. 

"Politik kekerasan dalam segala bentuknya tidak bisa diterima di Amerika. Banyak pertanyaan yang perlu dijawab," kata Comer dalam sebuah pernyataan.

Anggota Kongres AS Ritchie Torres, seorang Demokrat dari New York, meminta penyelidikan atas "kegagalan keamanan" di acara tersebut. 

"Pemerintah federal harus terus belajar dari kegagalan keamanan untuk menghindari pengulangan, terutama ketika kegagalan tersebut memiliki dampak nasional," kata Torres.

Gubernur Wisconsin, Tony Evers, seorang Demokrat, mengatakan bahwa ia dan stafnya sedang berkomunikasi dengan koordinator perencanaan keamanan menjelang Konvensi Nasional Partai Republik yang akan dimulai hari ini Senin (15/7) di Milwaukee.

"Kita tidak bisa menjadi negara yang menerima kekerasan politik dalam bentuk apapun," kata Evers.

FBI mengatakan akan memimpin penyelidikan penembakan ini, bekerja sama dengan Secret Service serta penegak hukum lokal dan negara bagian. 

Baca Juga: Trump Mengaku Tertembak, Ternyata Polisi Sudah Diperingatkan Ada Pria Bersenjata

Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan bahwa Departemen Kehakiman akan menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk penyelidikan ini.

"Hati saya bersama mantan Presiden, mereka yang terluka, dan keluarga dari penonton yang tewas dalam serangan mengerikan ini," kata Garland dalam sebuah pernyataan.

"Kami tidak akan mentolerir kekerasan dalam bentuk apapun, dan kekerasan seperti ini adalah serangan terhadap demokrasi kita."

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU