Ancaman Mengerikan Adik Kim Jong-Un atas Uji Coba Militer Korsel, Bisa Dianggap Deklarasi Perang
Kompas dunia | 8 Juli 2024, 19:00 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Kim Yo-jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memberi ancaman mengerikan atas uji coba militer Korea Selatan.
Ia menyebut uji coba Korea Selatan itu sebagai histeria bunuh diri, dan provokasi yang tak dapat dimaafkan dan eksplisit.
Kim Yo-jong bahkan menegaskan bahwa latihan penembakan dan militer Korea Selatan itu merupakan deklarasi perang.
Baca Juga: Kapal Perang Iran Tenggelam dan Bikin Sejumlah Orang Masuk Rumah Sakit, Apa Yang Terjadi?
Peringatan Kim Yo-jong itu muncul setelah Korea Selatan melakukan latihan penembakan di darat dan laut yang berbatasan dengan Korea Utara, dua pekan terakhir.
“Jika menurut kriteria kami mereka melanggar kedaulatan (Korea Utara), dan melakukan tindakan yang setara dengan deklarasi perang, angkatan bersenjata kami akan segera menjalankan misi dan tugas yang diberikan Konstutiso (Korea Utara),” katanya dikutip dari Deutsche Welle.
Korea Utara sendiri sebelumnya telah melakukan uji coba rudal balistik yang provokatif sejak 2022.
Namun, dua uji coba baru-baru ini, satu pada rudal dengan hulu ledak super bedar yang lainnya pada rudal multihulu ledak, menimbulkan skeptisme luas dari pejabat dan pakar Korea Selatan.
Mereka mengatakan Korea Utara kemungkinan besar mengarang pelunucran yang berhasil untuk menutupi kegagalan uji coba tersebut.
Baca Juga: Netanyahu Ingin Israel Bisa Kembali Serang Gaza sebagai Permintaan yang Tak Bisa Dinegosiasikan
Pada awal Juni, Korea Selatan sepenuhnya menangguhkan pakta militer antar-Korea pada 2018, setelah Korea Utara menerbangkan kotoran, sampah dari perbatasan ke dalam Korea Selatan.
Hal itu sebagai bentuk protes atas ulah aktivis Korea Selatan yang menerbangkan pamfler politik ke Korea Utara juga lewat balon.
Kesepakatan militer itu menegaskan kedua negara untuk menghentikan aksi bermusuhan di area perbatasan, seperti latihan penembakan, pengintaian udara dan perang psikologis.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Deutsche Welle