> >

Kim Jong Un Kian Dikultuskan, Pejabat Korea Utara Mulai Pakai Pin dengan Gambar Wajahnya

Kompas dunia | 5 Juli 2024, 16:06 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi latihan perang militer Korea Utara, Rabu (6/3/2024). (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un semakin dikultuskan setelah pin dengan gambar wajahnya mulai dipakai para pejabat negara itu.

Hal itu disebut sebagai upaya Kim Jong-un untuk mencapai level pengultusan yang sama dengan ayahnya Kim Jong-il, dan kakeknya Kim Il-sung.

Warga Korea Utara diharuskan memakai pin di bagian dada mereka yang selama beberapa dekade bergambar Kim Il-sung, atau Kim Jong-il, atau keduanya.

Baca Juga: Korea Utara Larang Pengantin Pria Menggendong Istrinya dan Pakai Gaun Pernikahan Putih, Ini Sebabnya

Keeradaan pin yang didedikasikan untuk Kim Jong-un belum diverifikasi sampai media pemerintah menerbitkan foto pada Minggu (30/6/2024), yang memperlihatkan pejabat Korea Utara mengenakan pin itu.

Mereka memakainya pada pertemuan partai berkuasa Korea Utara, Partai Buruh.

Dikutip dari ABC News, pin tersebut merupakan bagian dari mitologi yang disponsori negara, yang memperlakukan Kim Il-sung dan Kim Jong-il seperti dewa.

Mereka diabadikan dengan banyak patung di seluruh Korea Utara, dan ulang tahun mereka adalah dua hari libur utama kedua negara tersebut.

Selain itu, potret mereka juga digantung di semua rumah dan kantor di Korea Utara.

Hanya sedikit orang yang mempertanyakan kekuasaan pemimpin saat ini, Kim Jong-un.

Namun, hanya sedikit gambar penghormatan terhadap pemimpin berusia 40 tahun itu yang ditampilkan di depan umum sejak ia mengambil alih kekuasaan pada 2011.

Meski begitu, baru-baru ini ia mulai mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kultus kepribadiannya saat mencoba keluar dari bayang-bayang warisan ayah dan kakeknya.

Pada Mei, potret Kim Jong-un ditampilkan ke publik bersama kakek dan ayahnya untuk pertama kali di sekolah pelatihan yang dikelola Partai Pekerja.

Sebelumnya pada Januari, Kim Jong-un mengumumkan bahwa ia tak akan melakukan unifikasi damai dengan Korea Selatan, sebuah kebijakan yang telah dijalankan selama puluhan tahun oleh ayah dan kakeknya.

Para pengamat menilai Korea Utara tampaknya menahan diri untuk tak menggunakan istilah seperti Hari Mata Hari, yang mengacu pada ulang tahun Kim Il-sung pada 15 April.

Baca Juga: Rusia Siap Perang dengan NATO, Kesal dengan Meningkatnya Militer Aliansi Barat di Perbatasan

“Serangkaian upaya terbaru untuk mengidolakan Kim Jong-un dinilai sebagai langkah untuk melemahkan para pendahulunya, sekaligus memperkuat otoritas sebagai seorang pemimpin yang berbeda dari pendahulunya,” kata Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Kim In-ae.

Ia mengatakan Kim Jong-un juga kemungkinan berusaha meningkatkan solidaritas internal di belakang kepemimpinannya.

Apalagi, ia tengah bergulat dengan kesulitan ekonomi dan pengaruh budaya pop Korea Selatan.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : ABC News


TERBARU