> >

Terungkap, Israel Lakukan Penyitaan Tanah Terbesar di Tepi Barat dalam 30 Tahun Terakhir

Kompas dunia | 4 Juli 2024, 00:05 WIB
Pembangunan permukiman ilegal bernama Eli di Tepi Barat Palestina bulan Desember 2023. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich terungkap dalam rekaman yang bocor bahwa pemerintahan Netanyahu sedang berupaya secara diam-diam untuk mengubah cara wilayah Tepi Barat Palestina dikelola. Tujuannya untuk memperkuat kendali penuh Israel tanpa secara resmi menganeksasi wilayah tersebut. (Sumber: New York Times)

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Israel dilaporkan telah menyetujui penyitaan tanah terbesar di Tepi Barat yang diduduki dalam lebih dari tiga dekade terakhir. Keputusan ini diperkirakan akan memperburuk ketegangan yang sudah memanas akibat perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Menurut laporan kelompok pemantau pemukiman, Peace Now, pada Rabu (3/7/2024), Israel menyetujui penyitaan 12,7 kilometer persegi tanah di Lembah Yordan. Penyitaan ini adalah yang terbesar sejak perjanjian Oslo 1993.

Dilansir dari Associated Press, tahun 2024 menjadi tahun puncak bagi penyitaan tanah oleh Israel di Tepi Barat. Sebelumnya, pada bulan Maret, Israel menyita 8 kilometer persegi tanah, dan 2,6 kilometer persegi tanah pada bulan Februari.

Tanah yang disita terletak di timur laut kota Ramallah, tempat Otoritas Palestina yang didukung Barat berkantor pusat. 

Dengan mendeklarasikannya sebagai tanah negara, pemerintah Israel membukanya untuk disewakan kepada warga Israel serta melarang kepemilikan pribadi Palestina.

Palestina melihat ekspansi pemukiman di Tepi Barat sebagai penghalang utama bagi perjanjian damai yang langgeng. Sebagian besar komunitas internasional juga menganggap pemukiman tersebut ilegal atau tidak sah.

Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967. Ketiga wilayah ini diinginkan Palestina untuk negara masa depan. 

Namun, pemerintah Israel saat ini menentang negara Palestina dan menganggap Tepi Barat sebagai jantung historis dan religius bangsa Yahudi.

Baca Juga: Suasana Iduladha 2024 di Gaza dan Tepi Barat: Dibayangi Perang, Tak Ada Kegembiraan

Israel telah membangun lebih dari 100 pemukiman di Tepi Barat yang dihuni lebih dari 500.000 pemukim Yahudi dengan kewarganegaraan Israel.

Sementara itu, 3 juta warga Palestina hidup di bawah aturan militer Israel yang seolah tidak ada akhirnya.

Beberapa organisasi hak asasi manusia menuduh Israel melakukan kejahatan apartheid atas kekuasaannya di Tepi Barat. Tuduhan ini ditolak oleh Israel yang menganggapnya sebagai serangan terhadap legitimasinya.

Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, telah mempercepat penyitaan tanah dan konstruksi permukiman sejak diberikan kekuasaan tambahan atas administrasi wilayah yang diduduki. 

Smotrich berencana menyita setidaknya 15 kilometer persegi tanah di Tepi Barat tahun ini. Ia juga berjanji untuk memperluas pendirian pos pertanian dan menindak pembangunan Palestina.

Deklarasi terbaru ditandatangani oleh Hillel Roth, yang ditunjuk untuk memperluas pemukiman dan deklarasi tanah negara di Tepi Barat. 

Deklarasi ini diterbitkan sehari setelah Peace Now menyatakan bahwa otoritas Israel akan menyetujui atau memajukan konstruksi lebih dari 6.000 rumah pemukiman baru.

Hamas sebelumnya menyatakan ekspansi pemukiman sebagai salah satu alasan serangan 7 Oktober, yang memicu respons besar dari Israel.

Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 37.900 warga Palestina dan menyebabkan kerusakan besar di Gaza sehingga memicu krisis kemanusiaan yang mendalam dan kelaparan. 

Baca Juga: Kepala Hak Asasi Manusia PBB Desak Penghentian Pembunuhan di Tepi Barat oleh Pasukan Israel

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU