Dubes Ukraina Berharap Indonesia Lebih Aktif Wujudkan Perdamaian, Ajak Tandatangani Komunike Bersama
Kompas dunia | 3 Juli 2024, 15:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Duta Besar Ukraina untuk RI Vasyl Hamianin mengaku berharap Indonesia aktif terlibat dalam mewujudkan perdamaian di negaranya. Hamianin menilai peran Indonesia penting dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Dia pun berharap Indonesia bersedia menandatangani komunike bersama yang dihasilkan KTT Perdamaian Ukraina di Swiss, 15-16 Juni lalu. Perwakilan RI hadir dalam konferensi tersebut, tetapi tidak ikut tanda tangan.
"Saya tidak tahu mengapa Indonesia tak memberi tanda tangan, namun partisipasi Indonesia masih sangat diharapkan karena saat ini, komunike ini masih terbuka untuk ditandatangani,” kata Hamianin, Selasa (2/7/2024), dikutip Kompas.id.
Baca Juga: Rusia Disebut Gunakan Bom Layang, Ukraina Desak Barat Longgarkan Batasan Pemakaian Senjata
Sebanyak 80 negara dilaporkan menandatangani komunike bersama KTT Perdamaian Ukraina. KTT ini dihadiri oleh perwakilan 101 negara dan organisasi internasional. Sedangkan Rusia tidak diundang.
Indonesia mengirimkan Duta Besar RI untuk Swiss Ngurah Swajaya untuk menghadiri KTT tersebut. Ngurah tidak ikut tanda tangan.
Hamianin mengatakan, selain penting bagi Ukraina, komunike bersama itu juga penting bagi perdamian dunia.
Pasalnya, komunike memuat tiga poin penting, yakni keamanan nuklir, ketahanan pangan, serta pengembalian tawanan serta anak-anak Ukraina yang ditawan Rusia.
Sebagai kekuatan global, Hamianin berharap Indonesia akan aktif dalam ketiga isu tersebut. Dubes Ukraina itu juga menyebut terdapat sekitar 10 negara yang menandatangani komunike kendati tidak mengirimkan perwakilan ke KTT Perdamaian Ukraina.
Sementara Dubes Ngurah Swajaya mengaku Indonesia tidak ikut tanda tangan komunike bersama atas alasan "keberimbangan."
Indonesia disebutnya akan mempertimbangkan tanda tangan jika komunike tersebut dibahas secara inklusif dan berimbang.
"Berimbang dalam konteks perdamaian Rusia-Ukraina berarti mencakup kepentingan dua belah pihak yang berkonflik tersebut,” kata Ngurah, 18 Juni lalu.
Baca Juga: Trump Klaim Bisa Damaikan Rusia dan Ukraina dalam Sehari jika Jadi Presiden AS, Ini Respons Moskow
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, Kompas.id