Biden Hadapi Tekanan Internal agar Mundur dari Pipres AS Buntut Penampilan Kacau Saat Debat Capres
Kompas dunia | 3 Juli 2024, 14:14 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Capres petahana Amerika Serikat (AS), Joe Biden menghadapi tekanan yang menguat dari kalangan internal Demokrat untuk mundur dari Pilpres AS 2024. Tekanan ini menguat usai Biden tampil tidak meyakinkan dalam debat capres bersama Donald Trump pekan lalu.
Biden menuai sorotan dalam debat tersebut. Sang presiden terlihat gagal menyampaikan pendapat secara runut dan bicara tidak jelas.
Penampilan tersebut membuat berbagai pihak mempertanyakan kesiapan mental dan fisik Biden sebagai calon presiden. Biden saat ini telah berusia 81 tahun.
Baca Juga: Elektabilitas Biden Anjlok usai Debat Capres, 30 Persen Pemilih Loyal Demokrat Inginkan Calon Lain
Anggota DPR AS fraksi Demokrat asal Texas, Lloyd Doggett menjadi kader partai pertama yang menyerukan supaya Biden mundur.
"Saya mewakili sebuah distrik kongresional yang dulu diwakili Lyndon Johnson (presiden AS 1963-1969). Di bawah situasi yang sangat berbeda, beliau membuat keputusan menyakitkan untuk mundur. Presiden Biden harusnya melakukan hal yang sama," kata Doggett dalam pernyataan yang dikutip Al Jazeera, Rabu (3/7).
Sedangkan anggota dewan Demokrat asal Washington, Marie Gluesenkamp Perez meyakini bahwa Biden akan kalah dari Trump jika tetap mencalonkan diri.
"Kita semua telah melihatnya, Anda tidak bisa membatalkan itu. Dan sebenaranya, saya kira Biden akan kalah dari Trump. Saya tahu itu sulit, tetapi saya kira kerusakan akibat debat itu telah terjadi," kata Perez.
Tim Biden sendiri berdalih sang presiden kelelahan dan sedang sakit sehingga tampil tidak jelas dalam debat. Biden sendiri mengaku kelelahan usai berkunjung ke Prancis dan Italia sebelum mendebat Trump.
Sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre menyebut Biden meriang dan sulit tidur sebelum debat. Jean-Pierre pun menyebut Biden mengagendakan sejumlah rapat dan penampilan publik untuk membuktikan kesiapan fisik dan mentalnya.
"Kami benar-benar ingin menutup pembicaraan tentang ini. Kami benar-benar ingin keluar dari sini dan berbicara langsung dengan rakyat Amerika," kata Jean-Pierre.
Baca Juga: Trump Klaim Bisa Damaikan Rusia dan Ukraina dalam Sehari jika Jadi Presiden AS, Ini Respons Moskow
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV