Trump Klaim Bisa Damaikan Rusia dan Ukraina dalam Sehari jika Jadi Presiden AS, Ini Respons Moskow
Kompas dunia | 2 Juli 2024, 14:05 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Utusan Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia merespons klaim Donald Trump bahwa dia bisa mendamaikan Rusia dan Ukraina dalam sehari.
Sebelumnya, Trump mengeklaim bisa mengakhiri perang Rusia-Ukraina jika terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS).
Saat ditanya wartawan mengenai klaim Trump pada Senin (1/7/2024), Nebenzia sebatas menyatakan perang Rusia-Ukraina tidak bisa diselesaikan dalam sehari.
"Krisis Ukraina tidak bisa dibereskan dalam satu hari," kata Nebenzia, dikutip Associated Press.
Trump sesumbar bisa mendamaikan Rusia dan Ukraina ketika berkampanye pada Mei 2023 lalu. Calon presiden (capres) dari Partai Republikan itu pun berulang kali mengeklaim hal yang sama selama berkampanye.
Baca Juga: Rusia Disebut Gunakan Bom Layang, Ukraina Desak Barat Longgarkan Batasan Pemakaian Senjata
"Mereka jadi korban, orang-orang Rusia dan Ukraina. Saya ingin menghentikan mereka terbunuh. Dan saya akan membereskan itu, saya akan menyelesaikannya dalam 24 jam," kata Trump pada Mei 2023 lalu.
Trump mengeklaim Rusia dan Ukraina akan berdamai jika dia bertemu Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin sebagai presiden AS. Klaim tersebut diulangi Trump dalam debat capres dengan Joe Biden pada pekan lalu.
"Jika kita memiliki presiden betul, seorang presiden yang paham, yang dihormati Putin, dia tidak akan pernah menginvasi Ukraina," katanya.
Nebenzia menyebut perang sebenarnya bisa dihentikan pada April 2022, ketika delegasi Rusia dan Ukraina berunding di Istanbul.
Namun, dia menyalahkan negara-negara Barat yang dinilainya mendorong Ukraina untuk terus berperang.
Di lain sisi, Nebenzia juga mengecam proposal perdamaian yang diedarkan Zelenskyy. Menurutnya, proposal Zelenskyy yang menuntut pasukan Rusia mundur dari Ukraina adalah "candaan."
Dia menyebut pemerintah Rusia telah menawarkan gencatan senjata kepada Ukraina pada Juni lalu.
Moskow, kata dia, bersedia merundingkan gencatan senjata jika pasukan Ukraina mundur dari empat provinsi yang dianeksasi Rusia dan Kiev membatalkan rencana bergabung dengan NATO.
Baca Juga: Rusia Tingkatkan Serangan di Ukraina, Barat Siapkan Respons Strategis
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, Associated Press