Tujuh Negara Perintahkan Warganya Tinggalkan Lebanon, Perang Makin Dekat antara Hizbullah dan Israel
Kompas dunia | 30 Juni 2024, 07:25 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Tujuh negara memerintahkan warganya segera meninggalkan Lebanon akibat ketegangan antara kelompok Hizbullah di Lebanon dan Israel terus meningkat, dan perang dipantau makin dekat. Lima negara lainnya juga memberikan peringatan agar tidak melakukan perjalanan ke Lebanon saat ini.
Pada Sabtu (29/6/2024), Kedutaan Besar Arab Saudi di Beirut meminta warganya yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon. Riyadh juga menekankan perlunya “tetap berhubungan dengan kedutaan jika terjadi keadaan darurat.”
Australia pada Jumat (28/6/2024) “sangat menyarankan” warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon, mengingat situasi keamanan yang sangat tidak stabil. Menteri Luar Negeri Penny Wong mendesak warga Australia di Lebanon untuk segera pergi selagi penerbangan komersial masih tersedia.
Kementerian Luar Negeri Belanda di X juga meminta warganya tidak pergi ke Lebanon dan bagi mereka yang tinggal di sana untuk meninggalkan negara tersebut selagi penerbangan komersial masih beroperasi.
Kementerian Luar Negeri Jerman juga mengeluarkan peringatan perjalanan dan meminta warganya di Lebanon untuk meninggalkan negara tersebut, menekankan “situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sangat tegang.”
Pemerintah Kanada juga mendesak warganya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu. "Keselamatan dan keamanan warga Kanada, baik di dalam maupun di luar negeri, adalah prioritas utama Kanada," kata Menteri Luar Negeri Melanie Joly dalam sebuah pernyataan pada Selasa.
Makedonia Utara juga meminta warganya untuk segera meninggalkan Lebanon karena situasi keamanan di sana semakin memburuk.
Baca Juga: Israel Tuduh Hizbullah Terus Menyerang, Ini Fakta 7.400 Serangan Lintas Batas antar Keduanya
Peringatan ini datang setelah Kuwait pada 22 Juni lalu mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon dan bagi mereka yang berada di dalam negara tersebut untuk segera meninggalkan “mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut."
Sementara itu, beberapa negara lainnya menerbitkan peringatan untuk tidak bepergian ke Lebanon.
Pada tanggal 5 Juni, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut menasihati warga AS di Lebanon untuk menghindari perjalanan ke daerah-daerah di sepanjang perbatasan dengan Israel dan Suriah.
Pekan lalu, Inggris dengan tegas menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon. “Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan menasihati untuk menghindari semua perjalanan ke Lebanon karena risiko yang terkait dengan konflik antara Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina,” kata Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Rudakov, mendesak warga Rusia untuk menunggu hingga situasi di negara tersebut tenang. Ia menekankan bahwa saat ini "tidak ada alasan untuk panik serius," menambahkan bahwa misi diplomatik terus beroperasi secara normal dan mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk karyawannya.
Kementerian Luar Negeri Irlandia juga menyarankan untuk tidak bepergian ke beberapa wilayah Lebanon dan mendesak warganya yang saat ini berada di negara tersebut untuk berhati-hati.
Baca Juga: Ini Peta Lengkap Kemampuan dan Kekuatan Militer Hizbullah Jelang Perang Melawan Pasukan Israel
Yordania pada Jumat (28/6/024) dengan tegas menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon, mengutip perkembangan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Ketegangan telah meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel, sementara Tel Aviv melanjutkan serangan mematikan di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 38.000 orang sejak Oktober menyusul serangan oleh kelompok Palestina, Hamas.
Hari Sabtu, 29 Juni 2024, Bahrain mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi gencatan senjata di Lebanon selatan. Bahrain "memantau perkembangan dan eskalasi militer di perbatasan Lebanon-Israel,” kata Kementerian Luar Negeri, menurut Kantor Berita Bahrain.
Bahrain menyatakan keprihatinannya terhadap eskalasi tersebut, menekankan "perlunya menghindari eskalasi militer dan mencegah meluasnya konflik di wilayah tersebut untuk menjaga keamanan Lebanon, sambil berupaya mencapai keamanan, perdamaian, dan stabilitas di kawasan."
Manama juga mendesak “gencatan senjata antara kedua pihak dan menggunakan solusi damai melalui negosiasi untuk melindungi nyawa penduduk sipil dan memastikan keamanan dan stabilitas kawasan.”
Kerajaan tersebut meminta "Dewan Keamanan PBB untuk segera campur tangan, dan mengeluarkan resolusi gencatan senjata segera untuk mencegah konflik meningkat."
Bahrain juga memperingatkan "dampak serius terhadap keamanan dan stabilitas regional serta internasional jika konflik ini meluas."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu