> >

Sara Netanyahu Tuduh Pejabat Militer Israel Rencanakan Kudeta terhadap Suaminya

Kompas dunia | 26 Juni 2024, 08:12 WIB
Sara Netanyahu, kiri, bersama suaminya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sara Netanyahu menuduh pejabat senior militer Israel merencanakan kudeta terhadap suaminya. Tuduhan ini diungkapkan saat pertemuan dengan beberapa keluarga warga Israel yang ditawan di Jalur Gaza. (Sumber: Anadolu)

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Sara Netanyahu, istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menuduh pejabat senior militer Israel merencanakan kudeta terhadap PM Netanyahu. Tuduhan ini diungkapkan saat pertemuan dengan beberapa keluarga warga Israel yang ditawan di Jalur Gaza.

“Petinggi militer Israel berupaya melakukan kudeta militer terhadap suami saya,” kata Sara Netanyahu seperti laporan surat kabar Haaretz Israel, Selasa (25/6/2024), yang dikutip Anadolu.

Ketika beberapa anggota keluarga menyela dan menyarankan ia tidak bisa mengeklaim ketidakpercayaan terhadap militer Israel, Sara menjelaskan ketidakpercayaannya hanya berlaku untuk tokoh-tokoh senior militer, bukan seluruh tentara Israel atau IDF (militer).

“Para petinggi militer ingin melakukan kudeta,” tegasnya lebih dari sekali.

Tidak hanya Sara Netanyahu yang menuduh para pemimpin militer. Putranya, Yair Netanyahu, juga membuat tuduhan serupa pada awal bulan ini. Pada 17 Juni, Yair menuduh militer dan dinas keamanan Shin Bet melakukan “pengkhianatan” saat serangan Hamas pada 7 Oktober.

“Apa yang mereka coba sembunyikan? Jika tidak ada pengkhianatan, mengapa mereka takut pihak eksternal dan independen menyelidiki apa yang terjadi?” tulisnya di X. “Mengapa para petinggi militer dan intelijen terus mengeklaim Hamas sudah dilumpuhkan? Di mana Angkatan Udara pada 7 Oktober?”

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak pemimpin militer, keamanan, dan politik Israel menyatakan bertanggung jawab atas kegagalan yang menyebabkan serangan Hamas pada 7 Oktober. Namun, Netanyahu sendiri menolak untuk menerima tanggung jawab apapun atas serangan tersebut.

Sementara itu, media Israel Times of Israel melaporkan hal yang sama. “Sara Netanyahu menuduh dalam pertemuan tertutup dengan keluarga sandera bahwa para petinggi militer ingin melakukan kudeta militer terhadap suaminya,” lapor Haaretz.

Pernyataan dari kantor Netanyahu yang dikutip oleh Haaretz menolak laporan tersebut mentah-mentah, menyebutkan “kebocoran palsu, tren, dan tanpa henti tentang Nyonya Netanyahu” sebagai “ketidakadilan yang keji.”

Baca Juga: Eks Petinggi Shin Bet Sebut Netanyahu Bawa Kehancuran Israel: Dia Meludah ke Muka Biden

Sara Netanyahu, tengah, istri PM Israel Benjamin Netanyahu, menuduh pejabat senior militer Israel merencanakan kudeta terhadap suaminya. Tuduhan ini diungkapkan saat pertemuan dengan beberapa keluarga warga Israel yang ditawan di Jalur Gaza. (Sumber: Times of Israel)

Menurut Haaretz, kebocoran yang dilaporkan berasal dari pertemuan Sara Netanyahu dengan beberapa kerabat sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza sejak 7 Oktober, yang marah dengan komentarnya.

Sara Netanyahu memperjelas, ketidakpercayaannya adalah pada kepemimpinan militer dan bukan IDF secara keseluruhan. Namun, keluarga sandera merasa kesal karena nyawa orang yang mereka cintai bergantung pada militer, lapor Haaretz.

Tanggapan dari Netanyahu juga mengatakan istrinya “bekerja atas inisiatifnya sendiri untuk keluarga sandera, keluarga yang berduka, dan semua lingkaran rasa sakit yang terkait dengan perang sulit ini, dan membantu sebisa mungkin.”

“Meskipun ada suara-suara yang mencoba menyakitinya, Nyonya Netanyahu akan terus bekerja untuk mereka yang terluka dalam perang dan berdoa untuk kembalinya semua 120 sandera dengan cepat.”

Diperkirakan 116 sandera yang diculik oleh Hamas pada 7 Oktober masih berada di Gaza. Tidak semuanya masih hidup, setelah 105 warga sipil dibebaskan dari penawanan Hamas selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November, dan empat sandera dibebaskan sebelumnya. Tujuh sandera telah diselamatkan oleh pasukan hidup-hidup, dan tubuh 19 sandera juga telah ditemukan, termasuk tiga yang secara keliru dibunuh oleh militer Israel.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan Hamas.

Hampir 37.700 warga Palestina tewas di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 86.200 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Israel menjalani sidang di Mahkamah Internasional ICJ atas tuduhan melakukan genosida di Gaza, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan agar segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di bagian selatan, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina telah mencari perlindungan dari perang sebelum kota tersebut diinvasi pada 6 Mei.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Times of Israel / Haaretz / Anadolu


TERBARU