Netanyahu Sebut Serbuan Intens Israel ke Rafah Segera Usai, Perang di Gaza Bakal Selesai?
Kompas dunia | 24 Juni 2024, 17:10 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan serbuan "intens" Israel ke Rafah, kota paling selatan Gaza, bakal segera usai.
Namun, ia mengatakan hal itu bukan berarti perang di Gaza bakal selesai.
Netanyahu mengatakan perang di Gaza akan berlanjut hingga Hamas kehilangan kekuasaan sepenuhnya.
"Fase intens pertempuran dengan Hamas akan segera berakhir," ujarnya dalam wawancara dengan media Israel, Channel 14, Minggu (23/6/2024).
"Ini tidak berarti perang akan segera berakhir, tetapi perang dalam fase intensnya akan segera berakhir di Rafah," dikutip dari Al Jazeera.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB Kecam Israel Jadikan Warga Palestina Tameng Manusia: Multilateralisme Terancam
Netanyahu kembali menolak ide Otoritas Palestina akan memimpin Gaza, menggantikan Hamas.
“Pada akhirnya, Anda harus melakukan dua hal. Anda perlu melakukan demiliterisasi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dan Anda harus menetapkan pemerintahan sipil,” kata Netanyahu, seperti dilansir BBC.
“Saya harap dengan dukungan dan manajemen dari negara-negara tertentu di kawasan, saya pikir ini adalah langkah yang tepat untuk maju,” tambahnya.
“Saya katakan kepada Anda apa yang saya belum siap lakukan. Saya belum siap menetapkan negara Palestina di sini. Saya tak siap menyerahkannya kepada Otoritas Palestina. Saya tak siap untuk melakukan itu,” tuturnya.
Warga Rafah mengatakan Israel masih melancarkan banyak serangan ke kota tersebut.
Serangan udara Israel ke Gaza dilaporkan telah membunuh Direktur Layanan Darurat Kementerian Kesehatan Gaza.
Pusat-pusat distribusi bantuan juga terkena serangan tersebut. IDF berdalih lokasi-lokasi itu digunakan oleh Hamas.
Baca Juga: Abaikan Usulan AS dan Resolusi DK PBB, Netanyahu Bertekad Lanjutkan Perang Israel di Gaza
Serangan Israel ke Gaza, wilayah Palestina yang didudukinya sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, telah membunuh puluhan ribu orang.
Israel menggunakan dalih pembalasan atas serangan Hamas ke wilayahnya pada 7 Oktober 2023, sebagai alasan untuk menghancurleburkan Gaza di mana sekitar 2,3 juta warga Palestina terjebak akibat blokade Israel.
Dilansir Al Jazeera, per 23 Juni 2024 pukul 18.30 WIB, lebih dari 37.598 orang telah terbunuh di Gaza, termasuk lebih dari 15.000 anak-anak. Sementara 10.000 orang lebih masih dinyatakan hilang.
Ia menambahkan, militer Israel akan segera mengerahkan pasukannya ke perbatasan dengan Lebanon.
Hal itu terkait semakin meningkatnya baku tembak antara Israel dan Hizbullah.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Al Jazeera, BBC