China Disebut Mampu Rebut Taiwan Tanpa Harus Berperang, Ternyata Ini Caranya
Kompas dunia | 23 Juni 2024, 10:30 WIBPada pertemuan Shangri-La di Singapura awal bulan ini, Menteri Pertahanan China, Laksamana Dong Jun memperingatkan siapa pun yang mendukung kemerdekaan Taiwan akan berakhir menghancurkan diri sendiri.
Meningkatnya taktik zona abu-abu China sudah terlihat jelas pada pekan ini, ketika kapal Penjaga Pantai China bentrok dengan kapal Angkatan Laut Filipina di Laut China Selatan.
Intimidasi militer dan ekonomi China terhadap Taiwan, terus meningkat di bawah kepemimpinan Xi Jinping.
Partai Komunis China mengeklaim bahwa Taiwan merupakan milik mereka, meski tak pernah memimpin di sana.
Dan menjanjikan reunifikasi dengan paksaan jia diperlukan.
Namun, laporan CSIS itu mengatakan Beijing memiliki opsi kuat, yang tak hanya mencegah PLA dari berperang, tetapi juga membuat Taiwan dengan pendukungnya seperti AS dalam peran sebagai pemrakarsa konflik militer untuk mempertahankan otonomi Taiwan.
Laporan itu juga mengungkapkan bahwa Penjaga Pantai China, dianggap sebagai badan penegak hukum.
Hal itu berarti bahwa mereka bisa menghentikan dan meregulasi pelayaran di kepulauan itu dengan cara yang disebut karantina, berbeda dengan blokade.
“Karantina merupakan operasi yang dipimpin penegak hukum untuk mengontrol maritim dan lalu lintas udara di area khusus, sementara blokade itu bersigat militer,” bunyi laporan tersebut.
Baca Juga: China Janjikan Hukuman Mati Bagi Pelaku Separatis Kemerdekaan Taiwan, Ini Caranya
Para ahli mengatakan bahwa blokade merupakan aksi perang.
“Karantina yang dipimpin pasukan penjaga pantai China bukan deklarasi perang terhadap Taiwan,” bunyi laporan tersebut.
Para penulis laporan juga memperingatkan bahwa hal itu akan membuat AS dalam posisi sulit.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : CNN Internasional