> >

Korsel Pertimbangkan Pasok Senjata ke Ukraina, Putin: Kami Juga Berhak Persenjatai Pyongyang

Kompas dunia | 22 Juni 2024, 02:05 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada Kamis (20/6/2024), Putin memperingatkan Korea Selatan bahwa negara itu akan membuat ‘kesalahan besar’ jika mempersenjatai Ukraina dalam perang melawan Rusia. (Sumber: Anadolu)

HANOI, KOMPAS.TV – Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Korea Selatan bahwa negara itu akan membuat ‘kesalahan besar’ jika mempersenjatai Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Ancaman Putin itu terlontar setelah Seoul menyebut tengah mempertimbangkan kemungkinan mempersenjatai Kiev, sebagai respons atas pakta baru antara Rusia dan Korea Utara untuk saling membantu jika salah satunya terancam agresi.

“Moskow akan (mengambil) keputusan-keputusan yang tampaknya tak akan menyenangkan bagi kepemimpinan Korea Selatan sekarang jika Seoul memutuskan memasok senjata ke Kiev,” ujar Putin pada para wartawan di Vietnam, Kamis (20/6/2024), seperti dilansir BBC, Jumat (21/6).

Baca Juga: Kerja Sama Pertahanan Putin dan Kim Jong-Un Buat Korsel Tegang, Seoul Siap Kirim Senjata ke Ukraina

Ancaman itu dilontarkan Putin usai kunjungannya ke Pyongyang, Korea Utara. Di negara tertutup itu, Putin menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Putin juga memperingatkan, bahwa Moskow bersedia mempersenjatai Pyongyang jika Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tetap menyuplai senjata ke Ukraina. 

“Mereka yang memasok senjata-senjata ini meyakini bahwa mereka tak berperang dengan kami. Saya katakan, termasuk di Pyongyang, bahwa kami berhak memasok senjata ke wilayah lain di dunia,” kata Putin.

Sebelumnya, Seoul mengecam perjanjian Rusia dengan Korea Utara, dan menyebutnya sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya.

Penasihat Keamanan Nasional Korsel Chang Ho-jin menyebut Seoul berencana mempertimbangkan dukungan senjata bagi Ukraina.

Baca Juga: Bertemu Putin di Pyongyang, Kim Jong-un Nyatakan Dukungan Penuh untuk Perang Rusia di Ukraina

Penulis : Vyara Lestari Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : BBC/Associated Press


TERBARU