> >

Israel Gunakan Dermaga AS Untuk Serang Gaza, PBB Pertimbangkan Hentikan Distribusi Bantuan dari Sana

Kompas dunia | 17 Juni 2024, 00:30 WIB
Truk bantuan kemanusiaan dari Uni Emirat Arab dan USAID melintasi Dermaga sebelum tiba di pantai di Jalur Gaza, 17 Mei 2024. PBB dan lembaga bantuan sedang memutuskan apakah secara etis mereka bisa terus mengirim bantuan yang tiba melalui jalur laut AS kepada warga Palestina yang kelaparan dengan aman. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Dermaga yang dibangun Amerika Serikat (AS) untuk mengirim bantuan bagi rakyat Gaza menghadapi tantangan besar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga bantuan sedang memutuskan apakah secara etis mereka bisa terus mengirim bantuan yang tiba melalui jalur laut AS kepada warga Palestina yang kelaparan dengan aman.

PBB, yang punya jangkauan terluas untuk distribusi bantuan di Gaza menghentikan kerjasamanya dengan dermaga tersebut usai Israel menggunakan dermaga kemanusiaan itu pada 8 Juni yang membunuh lebih dari 270 warga Palestina, seperti laporan Associated Press, Minggu (16/6/2024).

Masalah bertambah saat dua pejabat AS pada Jumat pekan lalu (14/6) mengatakan dermaga akan dipisahkan lagi karena laut sedang bergelora untuk mencegahnya rusak seperti bulan lalu.

Laksamana Madya Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan setelah penyergapan tersebut, para penyelamat Israel memutuskan untuk tidak kembali melalui perbatasan darat dan malah bergegas menuju pantai dan lokasi pusat bantuan AS di pantai Gaza.

Helikopter Israel mendarat di dekat dermaga buatan AS dan membantu membawa para sandera dan pasukan komando yang terluka parah.

Bagi PBB dan kelompok kemanusiaan independen, peristiwa tersebut menimbulkan keraguan utama tentang jalur laut AS. 

"Apakah pekerja bantuan bisa bekerja sama dengan proyek yang didukung militer AS dan diamankan oleh militer Israel tanpa melanggar prinsip kemanusiaan inti seperti netralitas dan kemandirian, serta tanpa membuat pekerja bantuan terlihat sebagai sekutu AS dan Israel, yang pada gilirannya menjadi target," ungkap PBB dalam pernyataannya.

Israel dan AS membantah dermaga AS yang baru berumur sebulan itu digunakan dalam serbuan Israel. Mereka mengatakan area di dekatnya digunakan untuk menerbangkan para sandera.

Program Pangan Dunia PBB, WFP, yang bekerja sama dengan AS untuk memindahkan bantuan dari dermaga senilai $230 juta ke gudang dan tim bantuan lokal untuk didistribusikan di Gaza, untuk sementara menghentikan kerjasama dan melakukan peninjauan keamanan. Bantuan menumpuk di pantai sejak saat itu.

“Kamu bisa yakin bahwa kami akan sangat berhati-hati dalam menilai dan menyimpulkan,” kata kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths.

Baca Juga: Begini Teknis Dermaga Apung AS Membantu Warga Sipil Gaza

Militer AS & Israel memasang Dermaga Trident di Gaza, 16 Mei 2024. Ini bagian dari upaya untuk mengangkut bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung selama perang Israel-Hamas. (Sumber: AP Photo/Centcom)

Griffiths mengatakan kepada wartawan di konferensi bantuan di Yordania minggu ini, jika ditemukan bahwa serangan Israel menggunakan pantai atau jalan di sekitar dermaga secara tidak tepat.

"Itu akan membahayakan setiap keterlibatan kemanusiaan di masa depan dalam operasi tersebut."

PBB harus melihat fakta serta apa yang diyakini oleh masyarakat Palestina dan militan tentang keterlibatan dermaga AS atau pekerja bantuan dalam serangan itu, kata juru bicara Farhan Haq kepada wartawan di New York.

“Bantuan kemanusiaan tidak boleh digunakan dan tidak boleh dianggap berpihak pada konflik,” tegas Haq. 

“Keselamatan pekerja kemanusiaan kami bergantung pada semua pihak dan komunitas di lapangan yang mempercayai netralitas mereka.”

Rumor terus beredar di media sosial, memperdalam bahaya bagi pekerja bantuan, kata kelompok kemanusiaan.

“Apakah kita melihat dermaga digunakan untuk tujuan militer hampir tidak relevan. Karena persepsi masyarakat di Gaza, warga sipil dan kelompok bersenjata, adalah bantuan kemanusiaan telah diperalat" oleh pihak-pihak dalam konflik, kata Suze van Meegen, kepala operasi di Gaza untuk Dewan Pengungsi Norwegia atau Norwegin Refugee Council.

Oxfam International dan beberapa organisasi bantuan lainnya mengatakan mereka menunggu jawaban dari pemerintah AS karena bertanggung jawab atas kesepakatan dengan PBB dan kelompok kemanusiaan lainnya tentang bagaimana dermaga dan pengiriman bantuan berfungsi.

Pertanyaan terbesar adalah apakah helikopter dan pasukan keamanan Israel menggunakan wilayah, yang dijanjikan AS sebagai zona terlarang bagi militer Israel di sekitar dermaga, kata Scott Paul, direktur asosiasi di Oxfam.

Penangguhan pengiriman hanya satu dari masalah yang menghambat dermaga, yang diumumkan Presiden Joe Biden pada bulan Maret sebagai cara tambahan untuk mengirim bantuan ke warga Palestina.

AS mengatakan proyek ini bukan solusi dan mendesak Israel untuk mencabut pembatasan pengiriman bantuan melalui perbatasan darat karena kelaparan mengancam.

Baca Juga: Israel Sehari Bantai 210 Warga Nuseirat, Presiden Palestina Desak Sesi Darurat Dewan Keamanan PBB

Dalam foto yang disediakan Komando Pusat AS, bantuan kemanusiaan tiba di Gaza, Sabtu 8 Juni 2024. PBB dan lembaga bantuan sedang memutuskan apakah secara etis mereka bisa terus mengirim bantuan yang tiba melalui jalur laut AS kepada warga Palestina yang kelaparan dengan aman. (Sumber: AP Photo)

Daftar tanggal pengiriman bantuan ke Gaza:

- Pengiriman bantuan pertama dari jalur laut tiba di pantai pada 17 Mei, dan pekerjaan terus berjalan naik turun sejak saat itu.

- 18 Mei: Kerumunan orang menyerbu truk bantuan yang datang dari dermaga, mengambil sebagian dari muatannya. WFP menangguhkan pengiriman dari dermaga setidaknya selama dua hari sambil bekerja mencari rute alternatif dengan AS dan Israel.

- 24 Mei: Lebih dari 1.000 metrik ton bantuan dikirim ke Gaza dari dermaga, dan USAID kemudian mengatakan semuanya didistribusikan di Gaza.

- 25 Mei: Angin kencang dan ombak tinggi merusak dermaga dan empat kapal Angkatan Darat AS kandas, melukai tiga anggota layanan, satu kritis. Kru menarik bagian dermaga terapung yang rusak yang menyebabkan jeda operasi selama dua minggu.

- 8 Juni: Militer AS mengumumkan pengiriman dilanjutkan setelah dermaga diperbaiki dan dipasang kembali. Operasi militer Israel terjadi pada hari yang sama.

-  14 Juni: Dermaga akan dipisahkan pada hari itu atau Sabtu untuk mencegah kerusakan selama laut bergelora dan memungkinkan militer memasangnya kembali lebih cepat, menurut dua pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas perencanaan militer. Struktur diharapkan akan dipasang kembali minggu depan, kata mereka.

- 16 Juni: Kepala Program Pangan Dunia WFP Cindy McCain mengumumkan "jeda" kerjasama dengan dermaga AS, mengutip “insiden” sehari sebelumnya dan penembakan dua gudang WFP yang melukai seorang staf.

Baca Juga: Banyak Jasad Warga Sipil Bergelimpangan di Rafah Dibunuh Tentara Israel, Kata Direktur RS Kuwait

Kapal pendarat Angkatan Darat AS terlihat terdampar di Ashdod, Gaza, 26 Mei 2024, setelah tersapu angin dan arus dari dermaga kemanusiaan sementara di Jalur Gaza. (Sumber: AP Photo)

Dermaga telah membawa lebih dari 2.500 metrik ton bantuan ke Gaza, kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh. Sekitar 1.000 metrik ton di antaranya dibawa oleh kapal pada hari Selasa dan Rabu, setelah jeda WFP, dan sedang disimpan di pantai menunggu distribusi.

“WFP, tentu saja, mengambil langkah-langkah keamanan yang perlu mereka lakukan, dan peninjauan yang perlu mereka lakukan, untuk merasa aman dan nyaman beroperasi di Gaza,” lanjut Singh.

Sekarang, pertanyaannya adalah apakah PBB akan bergabung kembali dalam upaya tersebut.

Baca Juga: Militer Israel Umumkan Jeda Tempur Siang Hari di Gaza Selatan untuk Bantu Distribusi Bantuan

Bagi pekerja bantuan tanpa penjaga bersenjata, dan bagi mereka yang dilayani, “jaminan terbaik untuk keamanan kami adalah penerimaan dari masyarakat” bahwa pekerja bantuan sepenuhnya netral, kata Paul, pejabat Oxfam.

Orang Palestina sudah meragukan dermaga itu mengingat AS mengirim senjata dan dukungan lainnya kepada sekutunya, Israel, kata Yousef Munayyer, rekan senior di Arab Center Washington, sebuah organisasi independen yang meneliti masalah Israel-Arab.

Orang Palestina yang menderita dalam perang Israel-Hamas lalu diminta untuk mempercayai kata-kata Amerika, itu sulit terjadi, kata Munayyer, seorang Amerika keturunan Palestina.

“Jadi, persepsi sangat penting,” katanya. “Dan bagi orang-orang yang secara harfiah mempertaruhkan nyawa mereka untuk menggerakkan bantuan kemanusiaan di zona perang, persepsi bisa membuatmu dalam bahaya.”

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU