Heboh Ribuan Orang Menelan Ikan Hidup dengan Ramuan Ajaib Sembuhkan Asma di India
Kompas dunia | 15 Juni 2024, 10:23 WIBHYDERABAD, KOMPAS.TV - Seorang ibu mendorong anak perempuannya untuk membuka mulut lebar-lebar agar bisa menelan ikan hidup yang mengandung "obat" yang diyakininya bisa menyembuhkan asma sang anak, sementara banyak orang berkerumun, menelan ikan mereka sendiri dengan harapan mendapatkan hasil terbaik.
Setiap musim panas di hari tertentu penderita asma dan penyakit pernapasan pergi ke Hyderabad untuk menelan ikan kecil hidup yang disumpal ramuan herbal rahasia yang hanya bisa dibuat oleh satu keluarga.
Legenda mengatakan bahwa pada tahun 1845, seorang santo pengembara memberikan formula rahasia ramuan ajaib kepada Veeranna Goud, seorang pria yang tinggal di kota tua Hyderabad, dan menginstruksikannya untuk memberikan ramuan tersebut kepada penderita asma secara gratis.
Sejak itu, keturunan Goud, yang dikenal sebagai keluarga Bathini, mempertahankan tradisi ini dan menjaga formula herbal tersebut tetap rahasia, hanya dibagikan di antara keturunan laki-laki, menurut laporan dari Associated Press, Jumat, 14/6/2024.
"Kakek buyut saya, Veeranna Goud, mewariskan formula rahasia ini kepada anak-anaknya dan mereka mewariskannya kepada anak-anak mereka, dan sekarang kami adalah generasi kelima yang menjaga tradisi ini," kata Kakarna Alkananda, yang membantu mengawasi distribusi, meskipun ia tidak mengetahui formula tersebut.
Dikatakan ikan tersebut akan melewati tenggorokan dan meredakan dahak atau sesak napas.
Baca Juga: Pria India Ini Pecahkan Rekor Dunia, Mengetik dengan Hidung dalam Waktu Cepat
"Ibu saya menjalani perawatan ini selama tujuh tahun sekarang, dan itu membawa banyak kelegaan. Dia bernapas lebih mudah, dan serangannya menjadi kurang sering," kata Aash Mohammed, yang melakukan perjalanan lebih dari 20 jam dengan kereta dari ibu kota India, New Delhi, bersama keluarganya.
Keluarga Bathini harus menyebut perawatan ini sebagai "prasadam" yang kira-kira berarti "persembahan" setelah sebuah organisasi lokal yang bekerja untuk menghilangkan kepercayaan takhayul memenangkan gugatan yang melarang mereka menggambarkan perawatan tersebut sebagai "obat".
Namun, praktik ini tetap mendapat dukungan meskipun ada keberatan dari kelompok ilmiah dan lainnya yang mengatakan bahwa tidak ada bukti di balik memakan ikan hidup dengan ramuan rahasia, bahkan menyebutnya tidak higienis.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press