> >

Rusia dan Belarus Memulai Tahap Kedua Latihan Senjata Nuklir Taktis

Kompas dunia | 11 Juni 2024, 21:35 WIB
Sebuah pesawat pengebom Rusia, Tu-22M3, terlihat sedang terbang dalam latihan gabungan Rusia-Belarus untuk melatih militer menggunakan senjata nuklir taktis, Senin (10/6/2024). (Sumber: AP Photo/Russia MOD)

Tahun lalu, Rusia memindahkan beberapa senjata nuklir taktisnya ke Belarus, yang juga berbatasan dengan Ukraina dan negara-negara anggota NATO yaitu Polandia, Latvia, dan Lithuania.

Baca Juga: Putin Kembali Ingatkan, Rusia Selalu Bisa Berperilaku seperti AS dan Berhak Persenjatai Musuh Barat

Dalam foto yang diambil dari video pada Senin (10/6/2024), dan dirilis Dinas Pers Kementerian Pertahanan Rusia, tampak pasukan Rusia menyiapkan sebuah peluncur rudal yang akan digunakan dalam latihan gabungan Rusia-Belarus untuk melatih militer menggunakan senjata nuklir taktis. (Sumber: AP Photo/Russia MOD)

Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengandalkan hubungan dekat dengan Rusia dan menjadikan negaranya sebagai pangkalan untuk perang di Ukraina.

Senjata nuklir taktis mencakup bom udara, hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan amunisi artileri yang digunakan di medan perang.

Biasanya, senjata ini kurang kuat dibandingkan senjata strategis, hulu ledak besar yang dipasang pada rudal balistik antarbenua dan dimaksudkan untuk menghancurkan seluruh kota.

Baca Juga: 90 Negara Diklaim Bakal Hadir dalam KTT Perdamaian Ukraina di Swiss, Rusia Disebut Bakal Absen

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin mencatat, senjata nuklir medan perang Rusia jauh lebih kuat daripada dua bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang pada akhir Perang Dunia II.

Minggu lalu, Putin menyatakan Barat salah jika beranggapan Rusia tidak akan pernah menggunakan arsenal atomnya.

Putin mengacu pada doktrin nuklir negara yang memungkinkan penggunaan senjata nuklir saat kedaulatan dan integritas teritorial terancam.

Namun, ia juga menilai ancaman terhadap kedaulatan Rusia saat ini tidak memerlukan penggunaan senjata nuklir dan menekankan bahwa Moskow tidak membutuhkannya untuk mengalahkan Ukraina.

Pemimpin Rusia itu berulang kali mengingatkan Barat tentang kekuatan nuklir negaranya sejak ia mengirim pasukan ke Ukraina pada 2022.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU