Israel Sehari Bantai 210 Warga Nuseirat, Presiden Palestina Desak Sesi Darurat Dewan Keamanan PBB
Kompas dunia | 9 Juni 2024, 18:30 WIBRAMALLAH, KOMPAS.TV - Palestina meminta sesi darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas pembantaian yang dilakukan pasukan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada Sabtu (8/6/2024).
“Presiden Palestina Mahmoud Abbas menginstruksikan utusan Palestina di PBB untuk meminta sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas dampak dari pertumpahan darah yang dilakukan oleh pasukan Israel di kamp Nuseirat," lapor Kantor Berita Palestina WAFA, Minggu (9/6).
Pernyataan Abbas datang setelah pengeboman besar-besaran Israel dan serangan mendadak ke kamp pengungsi Nuseirat serta area lainnya di Jalur Gaza, yang menewaskan setidaknya 210 orang dan melukai lebih dari 400 lainnya.
“Presiden Abbas sedang melakukan komunikasi intensif dengan pihak Arab dan internasional terkait untuk mengadakan sesi darurat Dewan Keamanan PBB ini,” menurut agensi tersebut.
Mahmoud Abbas menekankan kebutuhan mendesak intervensi internasional guna menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Dia menunjukkan bahwa Israel terus memanfaatkan kesunyian internasional dan dukungan AS untuk melakukan kejahatan yang melanggar semua resolusi sah internasional dan hukum internasional.
Adapun pesawat tempur Israel mengudara di atas kepala saat jasad 109 warga Palestina, termasuk 23 anak-anak dan 11 wanita, dibawa ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa.
Baca Juga: Israel Masuk Daftar Hitam Penyiksa Anak, Dubes Erdan Ngamuk, Usulkan UNRWA Jadi Organisasi Teroris
Khalil Degran, seorang juru bicara RS Al-Aqsa, memberitahu The Associated Press bahwa lebih dari 100 orang terluka juga dibawa masuk. Dia menyatakan total ada 210 korban tewas yang dibawa ke Rumah Sakit Al-Aqsa dan Rumah Sakit Al-Awda, merujuk pada percakapannya dengan direktur rumah sakit yang terakhir.
AP melihat puluhan jasad dibawa dari area Nuseirat dan Deir al-Balah, di tengah asap membubung di kejauhan dan kendaraan lapis baja yang melintas.
Di antara korban adalah seorang bayi. Anak-anak kecil menangis, tubuh mereka tertutup darah. Para korban tewas diletakkan di tanah di luar, beberapa tanpa alas kaki, sementara korban luka lainnya dikejar masuk.
"Seorang kerabat saya mengatakan bahwa dua sepupu kami tewas, dan dua lainnya luka parah. Mereka tidak bersalah, mereka hanya berada di rumah," kata seseorang di tengah kekacauan.
Saat warga Palestina menjelajahi bangunan yang baru dihancurkan, seorang anak kecil duduk di atas pintu logam yang runtuh, kewalahan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Anadolu / WAFA