> >

Malaysia Usir 500 Warga Bajau Laut di Sabah dalam Penindakan terhadap Migran

Kompas dunia | 7 Juni 2024, 00:30 WIB
Rumah suku bajau laut yang dibakar di Semporna, Sabah. Lebih dari 500 orang dari komunitas suku Bajau Laut di sekitar pantai negara bagian Sabah, Malaysia, diusir dari rumah mereka minggu ini sebagai bagian dari penindakan terhadap migran tanpa dokumen, kata aktivis lokal. (Sumber: Free Malaysia Today)

KUALA LUMPUR, KOMPAS TV – Lebih dari 500 orang dari komunitas suku Bajau Laut di sekitar pantai negara bagian Sabah, Malaysia, diusir dari rumah mereka pekan ini. Aksi pengusiran ini merupakan bagian dari penindakan terhadap migran tanpa dokumen, menurut aktivis lokal.

Bajau Laut adalah komunitas pelaut nomaden yang sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan. Mereka tinggal di perahu kayu atau gubuk di atas panggung di pinggir laut, di distrik Semporna, Sabah, Pulau Borneo.

Lahir tanpa dokumen identitas, sebagian besar dari mereka tidak memiliki akses ke fasilitas dasar seperti pendidikan, layanan keuangan, atau kesehatan.

Mereka hidup dalam ketakutan akan dideportasi atau ditahan oleh imigrasi Malaysia yang tidak membedakan penduduk tanpa kewarganegaraan dan migran tanpa dokumen.

Diperkirakan satu juta migran tanpa dokumen dan penduduk tanpa kewarganegaraan hidup di Sabah, yang merupakan sepertiga dari populasi negara bagian itu.

Malaysia dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan penegakan terhadap migrasi ilegal, menahan sekitar 45.000 orang tanpa dokumen sejak Mei 2020, kata Human Rights Watch bulan Maret lalu.

Sejak 4 Juni, petugas penegak hukum membakar dan merobohkan rumah-rumah milik orang Bajau Laut di tujuh pulau di Semporna, kata Mukmin Nantang, pendiri kelompok advokasi sosial Borneo Komrad berbasis di Sabah, seperti laporan Straits Times, Kamis (6/6/2024).

Baca Juga: Anwar Ibrahim Tegaskan Malaysia Berhubungan Baik dengan AS, tapi Tak Mau Fobia China

Aparat Malaysia merobohkan gubuk tepi pantai yang dikatakan rumah suku Bajau Laut di Semporna, Sabah. Lebih dari 500 orang dari komunitas suku Bajau Laut di sekitar pantai negara bagian Sabah, Malaysia, diusir dari rumah mereka minggu ini sebagai bagian dari penindakan terhadap migran tanpa dokumen, kata aktivis lokal. (Sumber: Free Malaysia Today)

Petugas yang tidak disebut namanya tersebut diyakini merupakan bagian dari satuan tugas penegakan hukum, tambah Mukmin, dengan menyatakan beberapa komunitas telah menerima pemberitahuan sebelumnya dari Sabah Parks, sebuah badan konservasi yang dikelola oleh pemerintah negara bagian.

"Beberapa rumah dirobohkan oleh kapal besar, beberapa dibakar," katanya seperti dikutip Straits Times.

Sebuah video yang diunggah oleh Borneo Komrad di media sosial menunjukkan berbagai bangunan terbakar di lepas pantai, sementara video lain menunjukkan beberapa pria, beberapa berseragam, menghancurkan sebuah gubuk kayu di pantai dengan tongkat besar sebelum membakarnya.

Sabah Parks dan Kementerian Dalam Negeri Malaysia, yang mengawasi polisi dan departemen imigrasi, tidak menanggapi permintaan komentar.

Malaysia tidak menyimpan statistik resmi tentang populasi Bajau Laut, yang telah menjelajahi laut di timur laut Borneo dan selatan Filipina selama berabad-abad.

"Bajau Laut tinggal di daerah itu sejak sebelum ada perbatasan resmi. Tindakan yang diambil terhadap mereka sangat kejam," kata Mukmin.

Ahmad Kamil, dari kelompok bantuan Surau Al Falah Taman Sempaul Semporna, mengonfirmasi bahwa beberapa komunitas diberi tahu sebelum pengusiran, tetapi tidak dapat memahami pemberitahuan tersebut atau tidak dapat mematuhi.

 "Bajau Laut tidak mengerti hukum setempat. Lagipula, ke mana lagi mereka bisa pergi?" katanya.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU