Biden Akui Netanyahu Mungkin Memperpanjang Operasi Militer di Gaza agar Tetap Berkuasa
Kompas dunia | 5 Juni 2024, 10:49 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakui bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemungkinan memperpanjang operasi militer di Gaza untuk tetap berkuasa di Israel. Biden pun mengaku "tidak yakin" apakah Israel melakukan kejahatan perang di Gaza.
Saat ditanya wartawan apakah Netanyahu berupaya memperpanjang perang Israel di Gaza untuk kepentingan politik, Biden menyebut anggapan itu cukup beralasan.
"Orang-orang mempunyai alasan untuk menarik kesimpulan tersebut," kata Biden dikutip CNN, Selasa (4/6/2024).
Baca Juga: Slovenia Resmi Akui Negara Palestina: Eropa Punya Kewajiban untuk Bertindak
Biden menyoroti skandal politik Netanyahu sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Netanyahu diketahui berupaya mengubah sistem peradilan Israel dan ditentang secara luas oleh elite politik, militer, dan publik.
"Apakah dia (Netanyahu) akan berubah pendirian atau tidak, sulit dikatakan, tetapi ini sama sekali tidak membantu," kata Biden.
Hubungan Biden dan Netanyahu diketahui menegang beberapa bulan belakangan seiring serangan Israel ke Gaza. Washington dilaporkan frustrasi dengan strategi perang Israel yang mengabaikan keselamatan warga sipil.
Selain itu, pemerintahan Netanyahu juga tidak merespons positif proposal gencatan senjata yang disampaikan Biden belakangan ini. Biden sendiri menyatakan bahwa proposal tersebut sebenarnya adalah usulan Israel.
Banyak kalangan di Gedung Putih menilai bahwa keengganan Netanyahu mengakhiri serangan ke Gaza menunjukkan posisi politiknya yang rawan di Israel. Posisi Netanyahu dapat semakin terguncang jika investigasi terhadap kelalaian pemerintah jelang serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dimulai.
Menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, serangan Israel telah membunuh setidaknya 36.550 jiwa sejak 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 15.000 di antaranya adalah anak-anak.
Serangan Israel juga menimbulkan lebih dari 82.959 korban luka. Lebih dari 10.000 orang dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan.
Baca Juga: Hamas Tegaskan Gencatan Senjata Permanen Harus Jadi Bagian Kesepakatan dengan Israel
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV