Hamas Tegaskan Gencatan Senjata Permanen Harus Jadi Bagian Kesepakatan dengan Israel
Kompas dunia | 5 Juni 2024, 07:14 WIBRancangan resolusi yang diperoleh Associated Press akan menyambut kesepakatan 31 Mei yang diumumkan oleh Biden dan meminta Hamas "untuk menerimanya sepenuhnya dan melaksanakan ketentuannya tanpa penundaan dan tanpa syarat." Hamas mengatakan bahwa mereka memandang proposal tersebut "positif."
Rancangan tersebut tidak menyebutkan bilamana usulan kesepakatan diterima oleh Israel.
Biden mengatakan fase pertama dari kesepakatan yang diusulkan akan berlangsung enam minggu dan mencakup "gencatan senjata penuh dan lengkap," penarikan pasukan Israel dari semua area berpenduduk di Gaza, serta pembebasan beberapa sandera termasuk wanita, lansia, dan yang terluka, sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina.
Sandera Amerika akan dibebaskan pada tahap ini, dan sisa-sisa sandera yang telah terbunuh akan dikembalikan kepada keluarga mereka. Akan ada lonjakan bantuan kemanusiaan, dengan 600 truk per hari memasuki Gaza.
Baca Juga: Palestina Ajukan Diri ke Mahkamah Internasional, Perkuat Tudingan Genosida ke Israel
Pada fase kedua, semua sandera yang masih hidup akan dibebaskan, termasuk tentara, dan pasukan Israel akan menarik diri dari Gaza. Biden mengatakan jika Hamas memenuhi komitmennya, gencatan senjata sementara akan menjadi "penghentian permusuhan secara permanen."
Sekitar 250 orang, sebagian besar warga sipil Israel, diculik pada 7 Oktober, kemudian lebih dari 100 dibebaskan dalam gencatan senjata singkat pada akhir November dan awal Desember. Israel mengatakan sekitar 80 sandera diyakini masih tertawan, bersama dengan sisa-sisa dari sekitar 43 lainnya.
Fase ketiga dari rencana Biden menyerukan rekonstruksi besar-besaran di Gaza, yang menghadapi dekade pembangunan kembali dari kehancuran akibat perang.
Rancangan resolusi tersebut menekankan pentingnya Israel dan Hamas mematuhi kesepakatan tersebut setelah disetujui, "dengan tujuan membawa penghentian permusuhan secara permanen, dan meminta semua negara anggota dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendukung pelaksanaannya."
Rancangan tersebut juga menegaskan kembali "komitmen tak tergoyahkan" dewan terhadap solusi dua negara, dan menekankan pentingnya menyatukan Jalur Gaza dan Tepi Barat di bawah Otoritas Palestina.
Thomas-Greenfield, duta besar AS, mengatakan anggota Dewan Keamanan "telah secara konsisten menyerukan langkah-langkah yang diuraikan dalam kesepakatan ini: membawa sandera pulang, memastikan gencatan senjata penuh, memungkinkan lonjakan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan dalam perbaikan layanan penting, serta menyiapkan panggung untuk rencana rekonstruksi jangka panjang untuk Gaza."
"Anggota dewan tidak boleh membiarkan kesempatan ini berlalu," katanya. "Kita harus berbicara dengan satu suara dalam mendukung kesepakatan ini."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press