Hasil Sementara Pemilu Afsel: 30 Tahun Berkuasa, Partai Nelson Mandela Kehilangan Suara Mayoritas
Kompas dunia | 31 Mei 2024, 11:00 WIBJOHANNESBURG, KOMPAS TV - Hasil sementara pemilu nasional di Afrika Selatan menunjukkan Partai Kongres Nasional Afrika (ANC) yang telah lama berkuasa mendapatkan suara di bawah 50% saat penghitungan suara terus berlangsung pada Kamis, 30/5/2024. Ini mungkin kali pertama ANC kehilangan mayoritasnya sejak Nelson Mandela membawa partai ini berkuasa pada akhir apartheid tahun 1994.
Ini akan menjadi perubahan besar bagi Afrika Selatan, di mana ANC mendominasi selama 30 tahun dan menjadi satu-satunya partai pemerintah yang dikenal banyak orang.
ANC masih memimpin penghitungan dalam hasil awal ini, seperti yang diperkirakan. Namun, jika gagal meraih mayoritas, ANC mungkin harus membentuk koalisi untuk tetap memerintah, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya di Afrika Selatan pasca-apartheid. Tanpa mayoritas, ANC juga perlu dukungan dari partai lain untuk memilih kembali Presiden Cyril Ramaphosa untuk masa jabatan kedua.
"Kita sedang menyaksikan perubahan besar dalam politik Afrika Selatan," kata Susan Booysen, seorang analis politik dan profesor emeritus di Universitas Witwatersrand di Johannesburg, di saluran TV nasional SABC.
Ini masih merupakan gambaran awal setelah pemilu pada hari Rabu, 29/5/2024. Hasil akhir diperkirakan memakan waktu beberapa hari, dengan komisi pemilu independen mengatakan mereka akan mengumumkan hasilnya pada hari Minggu, meskipun bisa lebih cepat.
Warga Afrika Selatan menunggu dengan penuh harap untuk melihat apakah negara mereka, ekonomi paling maju di Afrika, akan memasuki era baru. Beberapa analis mengatakan hasil sementara ini belum pernah terjadi sebelumnya dengan ANC berada jauh di bawah angka 50% pada tahap penghitungan ini. Hasil sementara menempatkan ANC pada 43% suara.
Baca Juga: Afrika Selatan Ingin Dewan Keamanan PBB Ambil Langkah untuk Lindungi Rakyat Palestina
Kinerja terburuk ANC dalam pemilu nasional adalah 57,5% yang mereka menangkan pada pemilu terakhir tahun 2019. Proyeksi dari lembaga pemerintah dan SABC, berdasarkan hasil awal penghitungan suara, memperkirakan bahwa ANC akan mendapatkan sekitar 42% kali ini, penurunan lebih dari 15%, yang akan menjadi hasil mengejutkan dalam konteks Afrika Selatan.
ANC kemungkinan harus berbagi pemerintahan dan mencari mitra koalisi jika proyeksi ini terbukti benar, membawa Afrika Selatan ke situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. ANC tetap optimistis bisa mempertahankan mayoritasnya dan belum memberikan indikasi bagaimana mereka mungkin membentuk pemerintahan koalisi.
Meskipun ini adalah momen penting, Afrika Selatan "harus merancang arah baru tanpa indikasi jelas tentang ke arah mana itu akan berjalan," kata Terry Tselane, ketua eksekutif Institute of Election Management Services in Africa, sebuah lembaga think tank pemilu.
Pemilu ini dianggap sebagai referendum langsung terhadap kekuasaan ANC yang tidak terputus, yang membebaskan Afrika Selatan dari rezim apartheid yang menindas dan rasis dalam pemilu bersejarah tahun 1994, namun mengalami penurunan popularitas selama dua dekade terakhir.
Wakil Sekretaris Jenderal ANC, Nomvula Mokonyane, mengatakan di SABC: "Kami tetap optimistis."
Hampir 28 juta orang dari 62 juta penduduk Afrika Selatan terdaftar untuk memilih. Afrika Selatan mungkin merupakan negara paling maju di benua ini, tetapi masih berjuang mengatasi ketimpangan yang membuat jutaan orang tetap miskin beberapa dekade setelah apartheid berakhir.
Ketimpangan dan kemiskinan yang meluas secara tidak proporsional memengaruhi mayoritas kulit hitam yang merupakan lebih dari 80% populasi negara ini. Afrika Selatan memiliki salah satu tingkat pengangguran terburuk di dunia yaitu 32%.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press