Iran Buka Pendaftaran Capres usai Presiden Raisi Wafat, Minimal Lulusan Pascasarjana
Kompas dunia | 30 Mei 2024, 18:00 WIB
DUBAI, KOMPAS TV - Iran membuka pendaftaran calon presiden (capres) selama lima hari mulai Kamis (30/5/2024) yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan digelar pada 28 Juni mendatang.
Pilpres pada bulan depan akan memilih pengganti Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal bersama tujuh orang lainnya, dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei lalu.
Pemilihan umum (pemilu) ini akan berlangsung saat Iran masih berduka akibat kecelakaan tersebut, serta meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington, dan protes yang terjadi di seluruh negeri sejak kematian Mahsa Amini pada 2022.
Meskipun Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, 85, memiliki kata akhir dalam semua urusan negara, presiden sebelumnya telah membawa Republik Islam Iran lebih dekat atau lebih jauh dari Barat.
Selama lima hari ke depan, warga yang berusia antara 40 hingga 75 tahun dengan gelar minimal pascasarjana, dapat mendaftar sebagai capres.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi Dimakamkan di Makam Imam Reza
Semua calon harus disetujui oleh Dewan Pengawas Iran yang terdiri dari 12 anggota, sebuah panel ulama dan hakim yang diawasi oleh Khamenei.
Menurut Associated Press, panel ini belum pernah menerima seorang wanita atau siapa pun yang menyerukan perubahan radikal dalam pemerintahan negara.
Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi telah membuka masa pendaftaran capres. Kementerian Dalam Negeri, yang bertanggung jawab atas kepolisian negara, menggelar pemilu di Iran tanpa pengawasan internasional yang substansial.
“Pemilu ini, seperti pemilu parlemen, akan diadakan dengan aman dan sehat, dengan persaingan yang baik dan partisipasi luas dari semua rakyat yang terhormat," kata Vahidi.
Raisi, anak didik Khamenei, memenangi Pilpres 2021 setelah Dewan Pengawas mendiskualifikasi semua calon yang berpotensi menantangnya.
Pilpres tersebut mencatat partisipasi terendah dalam sejarah Iran. Pemilu parlemen tahun ini mencatat partisipasi yang lebih rendah lagi di tengah seruan boikot yang meluas.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press