Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Tuntut Gencatan Senjata di Gaza
Kompas dunia | 29 Mei 2024, 22:11 WIBRafah menampung lebih dari satu juta warga Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel di wilayah-wilayah Gaza lainnya.
“Tidak ada cukup tempat tinggal. Tidak ada air, tidak ada cukup toilet sanitasi,” kata Forbes.
“Kami memiliki rumah sakit tanpa peralatan, dan sayangnya apa yang saya khawatirkan telah terjadi, [bahwa] tidak akan ada cukup makanan.”
Seorang utusan kemanusiaan Amerika Serikat mengatakan pada April lalu bahwa “ada risiko kelaparan yang segera terjadi.”
Baca Juga: Pasukan Tank Israel Dilaporkan Mulai Masuk ke Rafah dalam Jumlah Makin Besar
Direktur Program Pangan Dunia (WFP) Cindy McCain menyatakan pada 3 Mei, sudah ada “kelaparan besar-besaran” di bagian utara Jalur Gaza. Pernyataan itu dibantah badan Israel yang bertanggung jawab atas pengiriman bantuan.
Beberapa badan internasional, termasuk jaksa dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), menuduh Israel sengaja menciptakan kondisi kelaparan di Gaza sebagai senjata perang terhadap penduduk sipil.
Prospek dimulainya kembali pembicaraan gencatan senjata di Gaza meningkat akhir pekan lalu, meskipun Israel terus menyerang Gaza dengan dalih menargetkan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Padahal pengadilan tertinggi PBB, Mahkamah Internasional (ICJ), pada 24 Mei lalu, memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya ke Rafah.
Hamas membantah laporan bahwa pembicaraan akan dimulai kembali awal pekan ini. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut.
Israel mengatakan tidak bisa menerima permintaan Hamas untuk mengakhiri perang, sementara pihak Palestina menginginkan pembebasan tahanan Palestina.
Israel menahan ribuan warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, bahkan sebelum serangan 7 Oktober terjadi. Banyak di antara mereka yang ditahan tanpa dakwaan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : KOMPAS TV, Straits Times, Times of Israel