Israel Ternyata Gunakan Bom Pintar Buatan AS untuk Ledakkan Kamp Pengungsi di Rafah
Kompas dunia | 29 Mei 2024, 17:15 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Militer Israel dilaporkan menggunakan munisi berpemandu-presisi atau bom pintar untuk menyerang tenda pengungsi di kawasan Tal As-Sultan, Rafah, di bagian selatan Jalur Gaza, pada Minggu (26/5/2024) lalu.
Serangan Israel ini menimbulkan kebakaran besar dan menewaskan 45 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Menurut analisis video CNN dan keterangan empat ahli senjata eksplosif asal Amerika Serikat (AS) dan Inggris Raya, bom yang digunakan untuk menyerang kamp pengungsi Rafah adalah bom berdiameter kecil, GBU-39.
Pakar senjata eksplosif asal Inggris Raya, Chris Cobb-Smith, menyebut bom GBU-39 buatan Boeing didesain untuk "menyerang titik target yang penting secara strategis" dan menghindari kerusakan kolateral atau jatuhnya korban sipil.
Namun, Cobb-Smith menekankan, ledakan bom tersebut di daerah padat penduduk tetap berisiko tinggi.
Baca Juga: AS Kutuk Hilangnya Nyawa Warga Sipil di Rafah, Namun Sebut Kebijakan untuk Israel Tidak Berubah
Sementara itu, mantan anggota senior tim penjinak bom Angkatan Darat AS, Trevor Ball, mengaku pihaknya juga melihat fragmen pemandu dan sayap bom GBU-39 dalam foto dan video di lokasi kejadian.
"Pemandu dan seksi sayap munisi sering kali menjadi serpihan yang tersisa setelah munisi meledak. Saya melihat seksi aktuasi di ekor dan segera menyadari bahwa itu adalah salah satu varian SDB/GBU-39," kata Ball, Selasa (28/5/2024), dikutip CNN.
Ball pun menyatakan Israel berkemungkinan tidak menggunakan varian GBU-39 yang didesain untuk meminimalkan kerusakan kolateral.
Menurutnya, nomor seri pada serpihan bom juga cocok dengan nomor seri manufaktur bagian-bagian GBU-39 di negara bagian California.
Dua pakar senjata eksplosif lain, peneliti konflik senior di Human Rights Watch, Chris Lincoln-Jones, dan seorang mantan perwira unit artileri Angkatan Bersenjata Inggris Raya juga mengonfirmasi bahwa bom yang digunakan Israel adalah GBU-39.
Namun, kedua pakar itu tidak bisa berkomentar mengenai varian GBU-39 yang digunakan.
Pemerintah AS enggan berkomentar mengenai munisi Israel yang digunakan untuk menyerang Rafah.
Saat ditanya mengenai jenis munisi yang digunakan dalam serangan ke tenda pengungsi di Rafah, sekretaris pers Pentagon, Sabrina Singh, sebatas mengarahkan wartawan untuk bertanya kepada pihak Israel.
"Saya tidak tahu jenis munisi apa yang digunakan dalam serangan udara tersebut. Anda lebih baik bertanya kepada Israel mengenai itu," kata Sabrina.
Pasukan Israel dilaporkan kembali menyerang kamp-kamp pengungsi di Rafah hingga Rabu (29/5).
Situasi semakin memburuk karena hampir semua fasilitas kesehatan di Rafah lumpuh akibat serangan dan blokade total Israel.
Baca Juga: Netanyahu Anggap Serangan di Kamp Pengungsian Rafah Kecelakaan, tapi IDF Sebut Serangan Presisi
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : CNN