Netanyahu Anggap Serangan di Kamp Pengungsian Rafah Kecelakaan, tapi IDF Sebut Serangan Presisi
Kompas dunia | 28 Mei 2024, 17:43 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel kembali dikecam komunitas internasional usai serangan udara ke sebuah kamp pengungsian di kawasan Tal As-Sultan, Rafah pada Minggu (26/5/2024).
Banyak pengungsi tewas terbakar dalam serangan Israel tersebut.
Serangan rudal Israel menimbulkan kebakaran besar di kamp pengungsian. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan, kebanyakan korban tewas dengan luka bakar parah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan ke kamp pengungsian itu sebagai kecelakaan.
Netanyahu berjanji pihaknya akan menginvestigasi serangan tersebut.
"Kendati kami berupaya sebisa mungkin untuk tidak melukai warga sipil yang tidak bersalah, yang terjadi tadi malam adalah kecelakaan tragis," kata Netanyahu dikutip Associated Press, Senin (27/5).
Baca Juga: Jerman Mulai Panas, Wakil Kanselir Jerman Tuduh Israel Langgar Hukum Internasional di Gaza
Tetapi, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) sebelumnya melaporkan, serangan ke kamp pengungsian Rafah itu sebagai "serangan udara presisi."
IDF mengklaim serangan ini menewaskan dua anggota senior Hamas.
Usai kabar jatuhnya korban sipil dan kebakaran besar akibat rudal Israel, IDF kemudian mengaku membuka penyelidikan atas jatuhnya korban sipil dalam serangan tersebut.
Salah satu petugas yang menjadi penolong pertama saat kejadian, Muhammad Abuassa mengaku timnya mengevakuasi korban dengan kondisi yang "tidak tertahankan."
"Kami menarik anak-anak yang terpotong-potong. Kami menarik lansia dan anak muda. Api di kamp tersebut tak masuk akal," kata Abuassa.
Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza dan Bulan Sabit Merah Palestina, serangan Israel di kamp pengungsian Rafah membunuh setidaknya 45 orang.
Sebanyak 12 korban tewas diidentifikasi sebagai perempuan dan delapan anak-anak.
Sedangkan tiga jenazah tidak bisa diidentifikasi karena terbakar parah.
Menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, serangan Israel telah membunuh setidaknya 36.050 jiwa sejak 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 15.000 di antaranya adalah anak-anak.
Serangan Israel juga menimbulkan lebih dari 80.643 korban luka.
Lebih dari 10.000 orang dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan.
Baca Juga: Janji Donald Trump Bila Menang Pemilu AS: Mahasiswa Pro Palestina Saya Usir
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV