> >

Kepala Bantuan PBB: Impunitas Israel Tidak Bisa Dibiarkan Terus Berlanjut!

Kompas dunia | 28 Mei 2024, 07:38 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal PBB yang Kepala bantuan PBB Martin Griffiths hari Senin, 27/5/2024, mengecam serangan udara Israel pada kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza Selatan, dengan mengatakan impunitas seperti ini tidak boleh berlanjut. (Sumber: AP Photo/Mary Altaffer, File)

HAMILTON, KOMPAS.TV - Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengecam serangan udara Israel pada kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza Selatan, Senin (27/5/2024). Ia mengatakan, "Impunitas seperti ini tidak boleh berlanjut".

"Pembaharuan suram lainnya dari Gaza. Serangan udara Israel di Rafah tadi malam dilaporkan menewaskan banyak orang, banyak dari mereka wanita dan anak-anak yang terbakar hidup-hidup," tulis Martin Griffiths di X.

Mengomentari tantangan yang terus berlanjut dalam menyalurkan bantuan ke Gaza, Griffiths mengatakan, "Kami masih tidak dapat mengambil barang dari Kerem Shalom dalam skala yang dibutuhkan karena hambatan dan pertempuran aktif."

Griffiths menyerukan tindakan segera untuk melindungi warga sipil dan memastikan keselamatan mereka. Ia mengatakan, "Impunitas seperti ini tidak boleh berlanjut. Lindungi warga sipil. Biarkan mereka menemukan tempat aman. Biarkan mereka mendapatkan bantuan."

Setidaknya 45 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, tewas dan hampir 250 lainnya terluka dalam serangan Israel di kamp pengungsi di Rafah pada hari Minggu.

Serangan itu terjadi di dekat basis logistik badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan, kata Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel yang terus berlanjut sejak Oktober lalu telah mencapai 36.050 orang.

Baca Juga: Negara Arab Kutuk Ulah Israel Bantai Warga Palestina dan Serang Tenda Pengungsian di Rafah

Jasad dari warga Palestina yang tewas karena serangan Israel ke Rafah, Minggu (26/5/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Setidaknya 81.026 orang juga terluka dalam serangan tersebut, tambah kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

“Pasukan Israel membunuh 33 orang, melukai 383 lainnya dalam tujuh 'pembantaian' terhadap keluarga dalam 24 jam terakhir,” kata kementerian tersebut.

“Banyak orang masih terperangkap di bawah reruntuhan dan di jalanan karena penyelamat tidak dapat mencapai mereka,” tambahnya.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak 7 Oktober 2023 setelah serangan Hamas meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di wilayah tersebut.

Hampir delapan bulan perang Israel, sebagian besar Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan "genosida" di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum invasi pada 6 Mei.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU