> >

Lagu Propaganda Kim Jong-Un Diblokir di Korea Selatan, Dianggap Perang Psikologi

Kompas dunia | 25 Mei 2024, 15:15 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi latihan perang militer Korea Utara, Rabu (6/3/2024). (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Selatan telah memblokir akses ke video musik lagu propaganda Kim Jong-un.

Regulator media Korea Selatan telah memblokir akses ke lagu propaganda pemimpin Korea Utara itu di media sosial.

Mereka mengungkapkan hal itu sebagai perang psikologi karena lagu tersebut mengidolakan dan mengglorafikasi Kim Jong-un sebagai pemimpin hebat.

Baca Juga: Putin Siap Gencatan Senjata dengan Ukraina, Pemimpin Rusia Disebut Mulai Frustasi

Lagi berjudul “Friendly Father” atau “Ayah Tersayang” meledak di media sosial di seluruh dunia. Bahkan video musik lagu tersebut viral di aplikasi TikTok dan lainnya.

Badan Keamanan Nasional Korea Selatan pun langsung memblokir akses ke laman dan media Korea Utara untuk membatasi paparan terhadap upaya rezim Kim Jong-un untuk memuji, menghasilkan atau menyebarkan kegiatannya.

“Video ini merupakan konten tipikal yang terhubung dengan perang psikologi terhadap Korea Selatan,” bunyi pernyataan Komisi Komunikasi Standar Korea, Senin (20/5/2024) dikutip dari The Guardian.

“Hal itu karena diposting di saluran yang dioperasikan untuk terhubung dengan dunia luar, dan terutama berfokus untuk mengidolakan atau mengagungkan Kim Jong-un secara sepihak,” tambahnya.

Keputusan untuk melarang video musik itu dibuat setelah otoritas intelijen Korea Selatan diminta untuk meninjau apakah itu telah melanggar hukum atau tidak.

Baca Juga: Potret Kim Jong-un Kini Dipajang di Tempat Umum Disamping Kim Il Sung dan Kim Jong-il, Apa Artinya?

Lagu propaganda Kim Jong-un itu telah diputar sejak bulan lalu oleh TV Korea Utara, yang memperlihatkan para tentara dan anak sekolah bernyanyi.

Media pemerintah Pyongyang sering menampilkan demonstrasi berlebihan dari kesetiaan masyarakat terhadap para pemimpinnya.

Hal itu untuk membantu mengkonsolidasikan kekuasaan, dan menciptakan kultus kepribadian di sekitar mereka.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU