> >

Macron Terbang ke Kaledonia Baru di Tengah Kerusuhan Penduduk Asli Menentang Penjajahan Prancis

Kompas dunia | 23 Mei 2024, 07:27 WIB
Seorang wanita mengibarkan bendera Kanak dan Front Pembebasan Nasional Sosialis (FLNKS) di Noumea, Kaledonia Baru, Rabu, 15 Mei 2024. Prancis memberlakukan keadaan darurat untuk setidaknya 12 hari guna mengendalikan kerusuhan yang telah menewaskan empat orang setelah protes atas reformasi pemilu. (Sumber: AP Photo)

PARIS, KOMPAS TV - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terbang ke Kaledonia Baru hari Rabu, 22/5/2024, untuk mencari solusi politik atas kekerasan mematikan yang mengguncang kepulauan Prancis di Pasifik itu.

Penduduk asli Kanak telah lama memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Prancis.

Kerusuhan ini menimbulkan pertanyaan baru tentang cara Macron menangani warisan penjajahan Prancis, termasuk di pulau-pulau 16.000 kilometer dari Prancis daratan.

Selama beberapa dekade, terjadi ketegangan antara penduduk asli Kanak dan keturunan penjajah serta penduduk lainnya yang menetap di wilayah dengan populasi 270.000 orang ini, yang ingin tetap menjadi bagian dari Prancis.

Kekerasan meletus pada 13 Mei saat parlemen Prancis di Paris membahas amandemen Konstitusi Prancis untuk mengubah daftar pemilih di Kaledonia Baru.

Para penentang khawatir langkah ini akan menguntungkan politisi pro-Prancis di Kaledonia Baru dan semakin meminggirkan penduduk asli Kanak, yang pernah mengalami kebijakan segregasi ketat dan diskriminasi luas.

Macron berangkat dari Prancis hari Selasa malam dan diperkirakan akan tiba di Kaledonia Baru hari Kamis pagi. Istana Elysee mengatakan fokusnya adalah memulihkan ketertiban dan memfasilitasi dialog di antara para pemimpin lokal.

Presiden berencana "meluncurkan diskusi yang diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan politik menyeluruh," kata Perdana Menteri Gabriel Attal kepada senator parlemen Prancis hari Rabu, tanpa menjelaskan secara rinci.

Baca Juga: Fakta-Fakta Kaledonia Baru: Bekas Koloni Hukuman Prancis di Pasifik, Banyak Keturunan Jawa di Sana

Presiden Prancis Emmanuel Macron melambaikan tangan saat naik pesawat kepresidenan menuju Kaledonia Baru di bandara Orly, Paris, Selasa, 21 Mei 2024. (Sumber: AP Photo)

Enam orang tewas dalam kekerasan tersebut, termasuk empat warga sipil dan dua anggota gendarmerie (militer yang bertugas menegakkan hukum).

Komisi Tinggi Kaledonia Baru mengatakan lebih dari 280 orang telah ditangkap dan 84 polisi serta gendarmerie terluka. Dikatakan 1.050 bala bantuan dari gendarmerie, polisi, dan keamanan sipil telah dikerahkan.

Belum jelas berapa banyak warga sipil yang terluka.

Tujuan Macron juga termasuk menunjukkan solidaritas dengan penduduk wilayah tersebut, mengucapkan terima kasih kepada pasukan keamanan, dan bertemu dengan para pemimpin lokal.

Dia juga diharapkan membahas rekonstruksi besar yang dibutuhkan. Kekerasan telah menyebabkan kerusakan yang diperkirakan mencapai ratusan juta euro.

 

Macron sebelumnya telah memfasilitasi dialog di Kaledonia Baru antara faksi pro-kemerdekaan dan pro-Prancis. Upaya tersebut memuncak dalam referendum pada tahun 2018, yang pertama dari tiga referendum, di mana penduduk Kaledonia Baru memilih untuk tetap menjadi bagian dari Prancis dengan selisih tipis.

Penerbangan evakuasi dari Kaledonia Baru ke Australia terus berlanjut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU