> >

Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Dapat Berdampak Besar pada Kondisi Timur Tengah

Kompas dunia | 20 Mei 2024, 08:13 WIB
Dalam foto yang disediakan Kantor Berita Republik Islam Iran, IRNA, tampak helicopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi lepas landas dari perbatasan Iran dan Azerbaijan di Azeri, Iran, Minggu, 19 Mei 2024. (Sumber: Ali Hamed Haghdoust/IRNA via AP)

Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 elah menarik sekutu-sekutu Iran lainnya. Setiap serangan dan serangan balik akan memicu perang yang lebih luas.

Sedangkan Israel telah lama memandang Iran sebagai ancaman terbesarnya karena program nuklir Teheran yang kontroversial, rudal balistiknya, dan dukungannya terhadap kelompok bersenjata. Israel sendiri telah lama diduga memiliki senjata nuklir meski tak pernah mengakuinya secara terbuka.

Iran memandang dirinya sebagai pelindung utama perlawanan Palestina terhadap pemerintahan Israel. Selain itu, para pejabat tinggi Iran selama bertahun-tahun telah menyerukan agar Israel dihapuskan dari peta.

Raisi, dipandang sebagai anak didik dan berkemungkinan akan menjadi penerus Khamenei, mengecam Israel bulan lalu.

Ia mengatakan, “Rezim Zionis Israel telah melakukan penindasan terhadap rakyat Palestina selama 75 tahun.”

“Pertama-tama kita harus mengusir para perampas kekuasaan. Kedua kita harus membuat mereka membayar semua kerugian yang mereka timbulkan, dan ketiga, kita harus mengadili para penindas dan perampas kekuasaan,” katanya, seperti dikutip The Associated Press.

Baca Juga: Momen sebelum Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Dekat Azerbaijan, hingga Kini Masih dalam Pencarian

Israel diyakini telah melakukan banyak serangan selama bertahun-tahun yang menargetkan pejabat-pejabat senior militer dan ilmuwan nuklir Iran.

Hingga kini belum ada bukti Israel terlibat dalam kecelakaan helikopter yang membawa Presiden Iran pada Minggu. Para pejabat Israel belum mengomentari insiden tersebut.

Negara-negara Arab di Teluk Persia juga telah lama memandang Iran dengan penuh kecurigaan, yang merupakan faktor kunci dalam keputusan Uni Emirat Arab dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, dan Arab Saudi yang tengah mempertimbangkan langkah tersebut.

 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU