> >

Israel Makin Pecah, Netanyahu Bertengkar dengan Menteri Sayap Kanan Itamar Ben Gvir

Kompas dunia | 19 Mei 2024, 15:00 WIB
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir. (Sumber: The Star Turkey)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Pemerintah Israel semakin pecah setelah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bertengkatr dengan menteri sayap kanan Itamar Ben Gvir.

Netanyahu dilaporkan bertengkar dengan Ben Gvir, yang merupakan Menteri Keamanan Nasional saat rapat kabinet, Jumat (17/5/2024).

Dikutip dari Middle East Monitor, media penyiaran Israel KAN melaporkan bahwa pada saat rapat kabinet keamanan Israel, konfrontasi pecah antara Ben Gvir dan Netanyahu.

Baca Juga: Presiden Georgia Veto RUU Agen Asing yang Bikin Negaranya Membara, Masih Bisa Digagalkan Parlemen

Media itu mengungkapkan pertengkaran itu terjadi saat Ben Gvir melihat Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant keluar ruangan saat ia berbicara.

Ia pun langsung menujukan pembicaraannya ke Netanyahu, dan meminta sang pemimpin pemerintahan memberhentikan Gallant.

Hal itu kemudian membuat keduanya terlibat pertengkaran besar dan saling menyalahkan.

Perpecahan di kabinet Israel membesar, setelah Netanyahu dan Gallant terlibat ketidaksepakatan besar, terkait masa depan Gaza.

Gallant menegaskan bahwa militer dan pemerintah Israel tak boleh mengontrol Gaza setelah perang.

“Hari setelah Hamas hanya akan tercapai dengan entitas Palestina yang mengontrol Gaza, ditemani dengan aktor internasional, membentuk pemerintahan alternatif dari Hamas,” katanya.

Baca Juga: Zelenskyy Ingin Kerja Sama dengan China untuk Perdamaian Ukraina, Dianggap Bisa Memengaruhi Rusia

Ia menegaskan jika Israel yang memerintah Gaza, akan menjadi langkah berbahaya bagi keamanan nasional Israel.

Namun, Netanyahu dan sekutu koalisinya di pemerintahan menegaskan harus pihak Israel yang mengontrol Gaza.

Menteri Kabinet Israel Benny Gantz juga telah mengancam Netanyahu, dengan menegaskan dirinya akan mundur jika rencana pasca-perang di Gaza tak segera dibuat.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Middle East Monitor


TERBARU