Menteri Kabinet Perang Israel Ancam Netanyahu, akan Mundur Jika Tak Ada Rencana Pasca-Perang di Gaza
Kompas dunia | 19 Mei 2024, 07:45 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kian disudutkan rekannya sendiri, salah satunya Menteri Kabinet Perang Benny Gantz.
Gantz mengancam akan mundur dari jabatannya kecuali Netanyahu menetapkan rencana pasca-perang di Gaza.
Gantz menetapkan batas waktu rencana mencapai enam tujuan strategis pada 8 Juni.
Baca Juga: Banjir Bandang Akibat Musim Hujan yang Tidak Biasa Tewaskan Setidaknya 68 Orang di Afghanistan
Enam tujuan strategis itu termasuk berakhirnya kekuasaan Hamas di Gaza, dan pembentukan pemerintahan sipil multinasional di wilayah tersebut.
“Jika Anda menempatkan nasional ketimbang pribadi, Anda akan menemukan kami sebagai rekan dalam perjuangan,” katanya dikutip dari BBC Internasional.
“Tetapi jika Anda memilih langkah fanatik dan memimpin seluruh bangsa ke kehancuran, kami akan terpaksa mundur dari pemerintahan,” tambahnya.
Netanyahu sendiri menolak berkomentar tersebut, dan menyebutnya sebagai “kata-kata palsu”, yang berarti kekalahan bagi Israel.
Kabinet perang Israel dibentuk beberapa hari setelah serangan 7 Oktober, saat pejuang Hamas melakukan aksi militer ke selatan Israel dan membunuh sekitar 1.200 orang, dan menyandera sekitar 252 orang.
Pernyataan Gantz sendiri muncul hanya beberapa hari setelah anggota kabinet perang lainnya, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, mendesak Netanyahu secara terbuka menyarakan Israel tak berencana mengambil kekuasaan sipil dan militer di Gaza.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : BBC Internasional