> >

Hizbullah Perkenalkan Senjata dan Taktik Baru Menggempur Israel

Kompas dunia | 18 Mei 2024, 14:35 WIB
Posisi militer Israel yang dihantam rudal Hizbullah Jumat, 20 Oktober 2023. Kelompok Hizbullah Lebanon memperkenalkan taktik baru dan senjata melawan Israel. Pada pertengahan Mei 2024, Hizbullah mulai menggunakan drone yang dilengkapi rudal untuk menyerang pos militer Israel serta drone peledak untuk mencapai sasaran terjauh sejak bentrokan tujuh bulan lalu. (Sumber: AP Photo)

BEIRUT, KOMPAS TV – Kelompok perlawanan yang berbasis di Lebanon, Hizbullah, menyerang pos militer di Israel utara menggunakan drone yang menembakkan dua rudal minggu ini. Serangan itu melukai tiga tentara, salah satunya parah, menurut militer Israel.

Hizbullah rutin menembakkan rudal melintasi perbatasan dengan Israel selama tujuh bulan terakhir, tetapi serangan hari Kamis, 16/5/2024 tampaknya menjadi serangan rudal pertama yang berhasil diluncurkan dari wilayah udara Israel, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Jumat, 17/5/2024.

Kelompok ini meningkatkan serangannya terhadap Israel dalam beberapa minggu terakhir, terutama sejak serangan Israel ke kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan. Hizbullah menyerang lebih dalam ke wilayah Israel dan memperkenalkan senjata yang lebih canggih.

"Ini adalah cara mengirim pesan kepada musuh Israel bahwa ini adalah sebagian dari yang kami miliki, dan jika diperlukan kami dapat menyerang lebih banyak," kata analis politik Lebanon Faisal Abdul-Sater yang mengikuti perkembangan Hizbullah dengan saksama.

Sementara baku tembak lintas perbatasan telah berlangsung sejak awal Oktober, "serangan kompleks" oleh Hizbullah dimulai beberapa hari setelah serangan drone dan rudal besar-besaran Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada pertengahan April.

Dalam dua minggu terakhir, Hizbullah meningkatkan serangannya sebagai tanggapan terhadap serangan Israel ke kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan, kata seorang pejabat Lebanon yang akrab dengan operasi kelompok tersebut. Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk mengungkapkan informasi militer kepada media.

Serangan Kamis sore oleh drone yang membawa rudal itu terjadi beberapa hari setelah Hizbullah meluncurkan tiga rudal anti-tank yang dipandu ke pos militer Israel yang mengendalikan balon pengintai yang terbang di atas perbatasan.

Mereka merilis rekaman kamera untuk menunjukkan bahwa mereka berhasil mengenai target. Beberapa jam kemudian, militer Israel mengkonfirmasi balon pengintai tersebut ditembak jatuh di atas Lebanon.

Baca Juga: Militer Israel Dihajar Hizbullah, 14 Tentaranya Terluka karena Serangan Rudal dan Drone

Israel memeriksa lokasi terkena roket dari Lebanon di Kiryat Shmona, Rabu, 27 Maret 2024. Hizbullah Lebanon memperkenalkan taktik dan senjata baru saat perang di Gaza berlanjut, termasuk drone berpeluru dan peledak. (Sumber: AP Photo)

Malam sebelumnya, Hizbullah melancarkan serangan terdalamnya di Israel hingga saat ini dengan menggunakan drone eksplosif untuk menyerang sebuah pangkalan di Ilaniya dekat kota Tiberias sekitar 35 kilometer dari perbatasan Lebanon. Militer Israel mengatakan serangan itu tidak melukai siapa pun.

Abdul-Sater, analis, mengatakan koalisi yang dipimpin Iran termasuk Hamas, telah memperingatkan bahwa jika pasukan Israel melancarkan invasi skala penuh ke Rafah dalam upaya mengejar Hamas, front lainnya juga akan makin panas.

Kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman hari Rabu mengklaim mereka menyerang kapal perusak AS sementara militan yang didukung Iran di Irak mengatakan mereka menembakkan serangkaian drone menuju Israel dalam beberapa minggu terakhir setelah relatif tenang sejak Februari.

Penggunaan senjata yang lebih canggih oleh Hizbullah, termasuk drone yang mampu menembakkan rudal, drone dengan peledak, dan jenis rudal kecil berpemandu yang dikenal sebagai Almas atau Diamond, yang digunakan untuk menyerang pangkalan yang mengendalikan balon, telah menimbulkan kekhawatiran dalam militer Israel.

"Hizbullah telah meningkatkan situasi di utara," kata juru bicara militer Letkol Nadav Shoshani. "Mereka terus menembak lebih banyak."

Dalam menyesuaikan serangannya, Hizbullah juga berhasil mengurangi jumlah personilnya yang menjadi korban dibandingkan dengan minggu-minggu awal konflik.

Kelompok ini kehilangan lebih dari 250 personil sejauh ini, dibandingkan dengan 15 tentara Israel sejak pertempuran pecah di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sehari setelah perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober.

Menurut hitungan Associated Press, Hizbullah kehilangan 47 personel pada bulan Oktober dan 35 pada bulan November, dibandingkan dengan 20 pada bulan April dan 12 sejauh bulan ini.

Baca Juga: Senjata AS Teridentifikasi Dalam Serangan Israel ke Lebanon yang Tewaskan 7 Paramedis

Pagar pos militer Israel di bukit Kfar Chouba, tenggara Lebanon, terlihat rusak setelah serangan roket Hizbullah, Minggu, 8 Oktober 2023. Hizbullah memperkenalkan taktik dan senjata baru melawan Israel, termasuk drone bersenjata rudal dan drone peledak, saat perang di Gaza berlarut-larut. (Sumber: AP Photo)

Pejabat yang akrab dengan operasi kelompok tersebut mengatakan Hizbullah mengurangi jumlah personil di daerah perbatasan untuk menurunkan jumlah korban.

Sementara Hizbullah terus menembakkan rudal anti-tank Kornet buatan Rusia dari daerah dekat perbatasan, mereka juga beralih dengan menembakkan drone dan jenis roket lain dengan hulu ledak berat, termasuk Almas serta roket Falaq dan Burkan, dari lokasi yang berjarak beberapa kilometer dari perbatasan.

Akhir pekan lalu, Hizbullah mengatakan mereka meluncurkan roket baru dengan hulu ledak berat yang dinamai Jihad Mughniyeh untuk membalas tewasnya komandan senior Hizbullah dalam serangan udara Israel di Suriah selatan pada tahun 2015.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam pidatonya minggu lalu bersumpah "kami akan berdiri, kami akan mencapai tujuan kami, kami akan menghantam Hamas, kami akan menghancurkan Hizbullah, dan kami akan membawa keamanan."

Pada hari Senin, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidatonya menegaskan tidak akan ada akhir dari pertempuran di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sampai operasi militer Israel di Jalur Gaza berakhir, "Tujuan utama dari front Lebanon menekan musuh untuk mengakhiri perang di Gaza," kata Nasrallah.

Komentarnya merupakan pukulan bagi upaya para pejabat asing, termasuk pejabat AS dan Prancis, yang datang ke Beirut untuk mencoba mengakhiri kekerasan yang membuat puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Sehari setelah Nasrallah berbicara, Menlu Kanada Mélanie Joly ke Beirut dan mengatakan kepada stasiun TV swasta Lebanon LBC bahwa dia mendorong gencatan senjata.

"Kita perlu memastikan orang-orang yang tinggal di selatan Lebanon dapat kembali ke rumah mereka," katanya. "Kita perlu memastikan bahwa orang-orang Israel yang tinggal di bagian utara Israel juga dapat kembali ke rumah mereka."

Wakil pemimpin Hizbullah Naim Kassim memperingatkan Israel dalam pidatonya akhir pekan lalu agar tidak membuka perang habis-habisan, "Kalian sudah mencoba di masa lalu dan kalian kalah, dan jika kalian mencoba lagi kalian akan kalah," kata Kassim, merujuk pada perang 34 hari Israel-Hezbollah pada tahun 2006 yang berakhir imbang.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associate Press


TERBARU