Kabinet Perang Israel Terpecah, Menhan Gallant Kritik Rencana Pasca-perang Netanyahu di Gaza
Kompas dunia | 17 Mei 2024, 07:15 WIB
TEL AVIV, KOMPAS.TV - Eksekutif di kabinet perang Israel mulai menunjukkan perpecahan usai Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengkritik rencana pasca-perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Jalur Gaza.
Gallant menegaskan Israel seharusnya tidak terlibat urusan pemerintahan di Gaza setelah perang.
Dia mengaku menentang kontrol militer Israel atas Gaza atau pertanggungjawaban pemerintahan atas enklave tersebut.
Ia mengaku selalu mengemukakan isu ini sejak awal serangan Israel ke Gaza, tetapi "selalu tidak direspons" oleh Netanyahu.
Baca Juga: Israel Gencarkan Serangan Udara ke Jabaliya di Utara Gaza, Bertempur Sengit dengan Hamas
"Saya harus tekankan, saya tidak akan setuju berdirinya pemerintahan militer Israel di Gaza. Israel tidak boleh mendirikan pemerintahan sipil di Gaza," kata Gallant dalam konferensi pers pada Rabu (15/5/2024), sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Sementara Netanyahu bersikeras Israel mendapatkan kontrol terbuka atas urusan keamanan di Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
Netanyahu menolak menyerahkan kewenangan di Gaza kepada entitas Palestina sepenuhnya.
PM Israel itu mengaku tidak ingin "mengganti Hamastan untuk Fatahstan." Fatah merupakan partai politik Palestina yang memerintah di Tepi Barat, wilayah Palestina lainnya yang diduduki Israel sejak 1967.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Al Jazeera