Putin Kunjungi China, Bakal Bahas Konflik Ukraina dan Kerja Sama Strategis dengan Xi Jinping
Kompas dunia | 15 Mei 2024, 11:05 WIBDelegasi perdagangan yang dibawa Putin termasuk Menteri Keuangan Anton Siluanov dan Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina, pun menunjukkan komitmen Rusia untuk terus memperdalam hubungan ekonomi dengan China.
Rusia saat ini telah menjadi pemasok minyak mentah utama China, dengan pengiriman minyaknya melonjak lebih dari 24 persen pada tahun 2023.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa Rusia dan China ingin mewujudkan tatanan dunia yang demokratis dan multipolar.
"Tentu saja, Rusia dan China bukan satu-satunya pihak yang ingin mereformasi sistem internasional dan mendorong pembentukan tatanan dunia multipolar yang akan mencerminkan bobot nyata negara-negara dan asosiasi mereka," tegas Lavrov dikutip dari Al Arabiya.
Hubungan erat China dan Rusia juga tampak saat Putin memenangkan pemilu bulan Maret lalu dengan Xi langsung mengirimkan ucapan selamat.
Dalam surat yang dikutip oleh Kementerian Luar Negeri Beijing, Xi menyatakan bahwa kemenangan Putin adalah bukti bahwa ia mendapat dukungan dari rakyat Rusia.
"Kami yakin bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Putin, Rusia akan mampu mencapai prestasi yang lebih besar dalam pembangunan nasional," kata Xi Jinping.
Amerika Serikat disebut masih menganggap China sebagai pesaing terbesar dan Rusia sebagai ancaman negara terbesar.
Di sisi lain, Putin dan Xi memandang Barat sebagai negara yang dekaden dan mengalami kemunduran. Hal ini mendorong kedua negara untuk memperkuat hubungan perdagangan dan militernya, meskipun ada sanksi dari Barat.
Baca Juga: Alasan Mengejutkan Putin Menunjuk Andrei Belousov, Ahli Ekonomi, sebagai Menteri Pertahanan
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press/Al Arabiya