> >

Sandera Asal Inggris Tewas di Rafah, Israel Terus Lakukan Serangan

Kompas dunia | 12 Mei 2024, 21:07 WIB
Sandera asal Inggris-Israel bernama Nadav Popplewell dalam video yang dirilis oleh Hamas pada 11 Mei 2024.  (Sumber: Kantor Media Hamas)

GAZA, KOMPAS.TV - Seorang sandera asal Inggris bernama Nadav Popplewell dinyatakan tewas di tengah serangan Israel di Kota Rafah, Gaza selatan.

Popplewell diculik oleh Hamas saat serangan terjadi di Kibbutz Nirim di Israel selatan pada 7 Oktober lalu. 

Menurut juru bicara Hamas, Popplewell meninggal karena kurangnya perawatan medis intensif di Gaza akibat penghancuran rumah sakit oleh Israel. 

"Dia meninggal karena tidak mendapat perawatan medis intensif di fasilitas medis akibat penghancuran rumah sakit di Gaza oleh Israel," ujar juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida, dikutip dari New Arab.

Sementara itu dilansir dari Times of Israel, Hamas sebelumnya sempat menayangkan video seorang sandera Israel di Jalur Gaza yang mengaku sebagai Nadav Popplewell. 

Popplewell, yang merupakan keturunan Inggris-Israel, disandera bersama ibunya selama serangan pada 7 Oktober, sementara kakaknya tewas tertembak. 

Baca Juga: Joe Biden Janjikan Gencatan Senjata Secepatnya di Gaza Jika Hamas Bebaskan Sandera Israel Tersisa

Channah Peri, ibu Popplewell, dibebaskan pada 24 November sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

Setelah kabar kematian Popplewell menyebar, militer Israel atau IDF tidak mengeluarkan pernyataan.

Bahkan malah memberikan perintah evakuasi bagi beberapa wilayah Rafah di Gaza selatan di tengah serangan yang terus dilancarkan. 

Serangan Israel di Gaza pun terus meningkat, dengan tekanan militer di tiga front, termasuk Rafah dan Jabalia. 

Menurut laporan Al Jazeera, Israel mengatakan terus berusaha melenyapkan seluruh batalyon Hamas.

di sana meskipun ada pengumuman sebelumnya yang mengatakan bahwa mereka telah berhasil mengambil kendali militer di bagian utara Jalur Gaza.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, telah menyerukan penghentian perang di Gaza dan pemulangan sandera serta peningkatan bantuan kemanusiaan.

"Gencatan senjata hanya akan menjadi permulaan. Ini akan menjadi perjalanan panjang dari kehancuran dan trauma perang ini," ucap Guterres. 

Baca Juga: Tak Peduli Ancaman AS, Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : Times of Israel/New Arab/Al Jazeera


TERBARU