> >

Vladimir Putin Resmi Dilantik Jadi Presiden Rusia untuk yang Kelima Kalinya

Kompas dunia | 7 Mei 2024, 18:08 WIB
Vladimir Putin mengucapkan sumpahnya kepada rakyat Rusia dalam pelantikannya di Kremlin, Moskow, Selasa (7/5/2024). (Sumber: Alexander Kazakov, RIA Novosti)

"Kami tidak menolak dialog dengan negara-negara Barat. Pilihan ada di tangan mereka: apakah mereka berniat untuk terus berusaha menahan perkembangan Rusia, melanjutkan kebijakan agresi, terus menerus memberikan tekanan terhadap negara kita selama bertahun-tahun, atau mencari jalan menuju kerja sama dan perdamaian."

"Saya ulangi: pembicaraan, termasuk mengenai isu keamanan dan stabilitas strategis, bisa saja dilakukan. Namun bukan dari posisi yang kuat, tanpa ada arogansi, kesombongan dan eksklusivitas pribadi, melainkan hanya dalam kesetaraan, saling menghargai kepentingan masing-masing," ujarnya.

"Bersama dengan mitra kami dalam integrasi Eurasia dan pusat pembangunan berdaulat lainnya, kami akan terus berupaya membentuk tatanan dunia multipolar dan sistem keamanan yang setara dan tidak dapat dipisahkan."

Putin kemudian menekankan pentingnya bagi Rusia untuk tetap mandiri dan kompetitif dalam menghadapi perubahan cepat di dunia saat ini.

Baca Juga: Dubes Ukraina untuk RI Sebut Pelantikan Putin Ilegal, Minta Dunia Tak Akui Presiden Rusia

Ia juga mengingatkan pentingnya stabilitas dalam negara dan sistem sosial politik, sambil menekankan bahwa stabilitas tidak boleh diartikan sebagai stagnasi, melainkan harus menciptakan kondisi untuk pembaruan dan kemajuan. 

Putin turut menekankan nilai-nilai kemanusiaan dan profesionalisme, serta kebutuhan untuk membesarkan dan mendidik generasi muda yang akan memperkuat kekuatan Rusia. Selain itu, ia menekankan pentingnya keharmonisan antaretnis dan pelestarian tradisi dalam membangun peradaban negara yang bersatu.

Menutup pidatonya, Putin kembali menegaskan akan menggunakan seluruh kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh Konstitusi untuk melindungi rakyat Rusia dan menggarisbawahi pentingnya persatuan dan kohesi dalam mencapai tujuan bersama untuk kebaikan Tanah Air.

"Faktanya, saat ini kita bertanggung jawab terhadap sejarah seribu tahun dan nenek moyang kita. Mereka menaklukkan ketinggian yang tampaknya tidak dapat dicapai, karena mereka selalu mengutamakan Tanah Air mereka, mereka tahu bahwa mereka hanya dapat mencapai tujuan yang benar-benar besar bersama dengan negara dan rakyatnya, dan mereka menciptakan kekuatan dunia, Tanah Air kita, dan mencapai kemenangan yang masih menginspirasi kita hari ini," tuturnya.

"Kami dengan percaya diri menantikan, merencanakan masa depan kami, menguraikan dan telah melaksanakan proyek dan program baru yang dirancang untuk menjadikan pembangunan kami lebih dinamis, bahkan lebih kuat."

"Kami adalah orang-orang yang bersatu dan hebat, dan bersama-sama kami akan mengatasi semua rintangan dan mewujudkan semua rencana kami. Mari kita menang bersama!" ujar Putin.

Dalam upacara pelantikan Putin ini, banyak negara menolak untuk berpartisipasi karena adanya laporan kecurangan pemilu.

Sejumlah negara yang tidak mengirimkan delegasinya antara lain Amerika Serikat, Inggris, Jerman hingga Uni Eropa. 

Sementara Ukraina, yang saat ini masih berperang dengan Moskow, menyatakan tidak akan mengakui Putin sebagai Presiden Rusia. 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU