> >

Israel Ngotot Serbu Rafah, WHO Ingatkan Dampak Mengerikan yang Bisa Terjadi

Kompas dunia | 4 Mei 2024, 19:40 WIB
Tentara-tentara Israel bergerak di atas sebuah tank di dekat perbatasan Gaza-Israel, seperti terlihat dari wilayah selatan Israel, Kamis, 25 April 2024. (Sumber: AP Photo/Leo Correa)

 

JENEWA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan dampak mengerikan yang bisa terjadi jika Israel tetap melakukan serbuan ke Rafah, Jalur Gaza.

Dalam siaran pers yang dirilis Jumat (3/5/2024), WHO menyebut serangan Israel ke Rafah bakal "meningkatkan angka kematian dan kesakitan secara signifikan dan semakin melemahkan sistem kesehatan yang sudah rusak".

WHO juga mengatakan operasi militer besar-besaran di Rafah dapat menyebabkan pertumpahan darah di mana saat ini lebih dari 1,2 juta warga Palestina mengungsi di wilayah tersebut dan banyak dari mereka tidak dapat berpindah ke tempat lain.

"Gelombang baru pengungsian akan memperburuk kepadatan penduduk, semakin membatasi akses terhadap makanan, air, layanan kesehatan dan sanitasi, yang menyebabkan meningkatnya wabah penyakit, memburuknya tingkat kelaparan, dan bertambahnya korban jiwa," tulis WHO.

"Hanya 33 persen dari 36 rumah sakit di Gaza dan 30 persen pusat layanan kesehatan primer yang berfungsi dalam kapasitas tertentu di tengah serangan berulang kali dan kekurangan pasokan medis penting, bahan bakar, dan staf."

Dilansir Al Jazeera, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, per 2 Mei 2024 pukul 20.30 WIB, telah mengakibatkan sedikitnya 34.622 orang tewas termasuk 14.500 lebih anak-anak dan 8.400 lebih wanita.

Sementara lebih dari 8.000 orang masih dinyatakan hilang.

Saat ini, sebagai tanggapan darurat atas krisis di Gaza, WHO dan mitranya berupaya memulihkan berbagai layanan kesehatan.

Namun sistem kesehatan yang rusak tidak akan mampu menangani lonjakan korban akibat serangan Israel ke Rafah. 

Tiga rumah sakit di Rafah akan menjadi tidak aman untuk dijangkau, sementara rumah sakit rujukan utama di Khan Younis juga rentan.

Sebagai solusi, akan ada rumah sakit lapangan tambahan di Rafah dan upaya pemulihan di Rumah Sakit Nasser. 

Selain itu, WHO membangun pusat kesehatan primer tambahan dan mengatur posisi persediaan medis di beberapa wilayah untuk memastikan akses yang cepat saat diperlukan.

Di wilayah utara Gaza, upaya juga dilakukan untuk memperkuat layanan di beberapa rumah sakit dan mendukung transfer pasien yang sakit parah.

Baca Juga: Blinken Datangi Netanyahu, Tegaskan AS Menolak Operasi Militer Israel di Rafah

Meski upaya terbaik terus dilakukan untuk melindungi kesehatan warga di Gaza, WHO memperingatkan akan ada tambahan angka kematian dan orang sakit yang signifikan ketika serangan militer Israel terjadi.

WHO pun meminta semua pihak bisa melakukan gencatan senjata segera agar bantuan kemanusiaan bisa masuk dan sistem kesehatan bisa beroperasi dengan normal.

"WHO menyerukan gencatan senjata segera dan jangka panjang serta penghapusan hambatan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan mendesak ke dalam dan di seluruh Gaza, pada skala yang diperlukan," bunyi pernyataan mereka.

"WHO juga menyerukan agar kesucian layanan kesehatan dihormati. Pihak-pihak yang berkonflik mempunyai koordinat fasilitas kesehatan: fasilitas kesehatan harus dilindungi secara aktif dan tetap dapat diakses oleh pasien, petugas kesehatan, dan mitra."

"Keselamatan pekerja kesehatan dan kemanusiaan harus terjamin. Mereka yang berupaya menyelamatkan nyawa tidak seharusnya membahayakan nyawanya sendiri," bunyi pernyataan tersebut.

Sebelumnya, upaya negosiasi gencatan senjata terus dilakukan oleh berbagai pihak untuk mendinginkan konflik Hamas dan Israel.

Menurut laporan The Wall Street Journal, Israel memberi waktu satu minggu kepada Hamas untuk menyetujui kesepakatan terkait warga Israel yang ditahan di Gaza atau mereka akan melancarkan serangan yang telah lama dijanjikan ke kota Rafah.

Meski ada kesepakatan gencatan senjata, namun Israel disebut masih akan tetap menyerang Rafah dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berulang kali menyatakan invasi akan segera terjadi. 

Baca Juga: Israel Beri Hamas Waktu Satu Minggu: Terima Kesepakatan Sandera atau Rafah Bakal Diserang?

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, The Wall Street Journal, Al Jazeera


TERBARU