China: Perundingan Rekonsiliasi Palestina antara Hamas dan Fatah Capai Kemajuan Penting
Kompas dunia | 1 Mei 2024, 06:45 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri China mengatakan perundingan antara dua kelompok Palestina, Hamas dan Fatah, mencapai kemajuan yang menggembirakan dalam pertemuan terbaru di Beijing dalam upaya mendorong rekonsiliasi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, memberikan sedikit rincian dalam konferensi pers harian, Selasa (30/4/2024).
Pertemuan Hamas dan Fatah di Beijing merupakan upaya terbaru China untuk menjadi mediator di Timur Tengah sebagai alternatif dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya, yang biasanya lebih condong mendukung Israel.
Lin mengatakan perwakilan Hamas dan Fatah diundang oleh China dan "baru-baru ini datang ke Beijing untuk berdialog secara mendalam dan jujur dalam mempromosikan rekonsiliasi Palestina."
Dia mengatakan mereka "membahas banyak isu spesifik dan mencapai kemajuan yang menggembirakan."
Baca Juga: 10.000 Jasad Warga Gaza Masih Tertimbun, Korban Jiwa Serangan Israel Bisa Tembus 44.000
Hamas dikepung Israel di Gaza, wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, setelah meluncurkan serangan ke selatan Israel pada 7 Oktober 2023.
Sementara pemerintahan Fatah di Tepi Barat, wilayah Palestina lainnya yang juga diduduki Israel, berada di bawah tekanan berat akibat kehadiran Israel yang semakin kuat, kondisi ekonomi yang memburuk, dan tuduhan korupsi yang meluas.
"Pihak-pihak tersebut sepakat untuk melanjutkan proses dialog ini untuk mencapai solidaritas dan persatuan Palestina dengan segera," kata Lin.
"Mereka sangat menghargai dukungan China yang teguh terhadap perjuangan yang adil dari rakyat Palestina dalam memulihkan hak-hak nasional yang sah mereka, mengucapkan terima kasih kepada pihak China atas upayanya untuk membantu memperkuat persatuan internal Palestina, dan mencapai kesepakatan tentang gagasan-gagasan untuk dialog masa depan," ujarnya.
Hamas telah mengatakan selama lebih dari 15 tahun bahwa mereka bisa menerima kompromi solusi dua negara dengan Israel, tetapi menolak untuk mengakui Israel atau menarik diri dari perjuangan bersenjata melawan negara tersebut.
Bagi Israel dan yang lainnya, terutama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, hal itu merupakan bukti bahwa Hamas masih berkomitmen untuk menghancurkan Israel.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press