> >

Kapal AS Bergegas Bangun Dermaga Apung di Gaza Untuk Salurkan Bantuan, Ongkosnya Rp5 Triliun

Kompas dunia | 30 April 2024, 06:30 WIB
USNS Roy P. Benavidez di Laut Mediterania lepas pantai Jalur Gaza pada Minggu, 28 April 2024. Kapal AL dan AD AS di lepas pantai Gaza sedang membangun dermaga apung untuk operasi bantuan, dengan perkiraan biaya sebesar $320 juta atau Rp 5 triliun menurut Pentagon. (Sumber: AP Photo / Planet Labs)

YERUSALEM, KOMPAS TV - Upaya yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk membawa lebih banyak bantuan ke Jalur Gaza yang diserang Israel sedang dilaksanakan oleh sebuah kapal Angakat Laut (AL) negara tersebut dan beberapa kapal Angkatan Darat (AD) AS yang berada di lepas pantai Gaza, Palestina.

Mereka sedang membangun platform apung untuk operasi bantuan, yang menurut Pentagon, Senin (29/4/2024) akan menelan biaya setidaknya $320 juta atau setara Rp5 triliun.

Sabrina Singh, juru bicara Pentagon, mengatakan biaya tersebut merupakan perkiraan kasar untuk proyek dan mencakup transportasi peralatan dan bagian dermaga dari AS ke pantai Gaza, serta operasi konstruksi dan pengiriman bantuan.

Foto satelit yang dianalisis oleh Associated Press menunjukkan USNS Roy P. Benavidez sekitar 8 kilometer dari pelabuhan di daratan, di mana pangkalan operasi untuk proyek tersebut sedang dibangun oleh militer Israel.

USAV General Frank S. Besson Jr., sebuah kapal logistik Angkatan Darat, dan beberapa kapal AD AS lainnya berada bersama Benavidez dan bekerja pada konstruksi apa yang disebut militer sebagai sistem Joint Logistics Over-the-Shore, atau JLOTS.

Sebuah gambar satelit dari Planet Labs PBC pada Minggu (28/4) menunjukkan potongan-potongan dermaga apung di Laut Tengah di sebelah Benavidez. Pengukuran kapal sesuai dengan fitur-fitur yang diketahui dari Benavidez, sebuah kapal kargo kendaraan kelas Bob Hope yang dioperasikan oleh Military Sealift Command.

Seorang pejabat militer AS mengonfirmasi akhir pekan lalu bahwa Benavidez telah memulai konstruksi dan kapal itu sudah cukup jauh dari pantai untuk memastikan keamanan pasukan yang membangun platform tersebut.

Singh mengatakan langkah berikutnya adalah pembangunan jalan penghubung, yang kemudian akan diikatkan ke pantai.

Pejabat AS dan Israel berharap dermaga apung akan siap, jalan penghubung terpasang ke pantai, dan operasi dimulai pada awal Mei. 

Baca Juga: AS Makin Tekan Israel, Blinken: Israel Harus Berbuat Lebih Banyak untuk Tingkatkan Bantuan ke Gaza

Bantuan udara yang dijatuhkan dari langit di Gaza. Bantuan udara yang dijatuhkan AS dari udara membuat 12 orang tewas tenggelam. (Sumber: CNN)

Menurut rencana militer AS, bantuan akan dimuat ke kapal komersial di Siprus untuk berlayar ke platform apung yang sedang dibangun di lepas Gaza.

Palet-palet tersebut akan dimuat ke truk, yang kemudian akan dimuat ke kapal-kapal kecil yang akan berlayar ke jalan penghubung metal, apung, dua jalur.

Jalan penghubung sepanjang 550 meter itu akan diikatkan ke pantai oleh Angkatan Pertahanan Israel.

Pejabat militer AS mengatakan unit rekayasa Angkatan Darat Amerika telah bermitra dengan unit rekayasa IDF dalam beberapa minggu terakhir untuk berlatih pemasangan jalan penghubung, berlatih di sebuah pantai Israel tepat di sepanjang pantai.

Pelabuhan baru tersebut berada di sebelah barat daya Kota Gaza, sedikit di utara jalan yang membelah Gaza yang dibangun oleh militer Israel selama pertempuran melawan Hamas.

Kawasan tersebut dulunya adalah wilayah paling padat penduduknya sebelum serangan darat Israel mendorong lebih dari 1 juta orang ke selatan menuju kota Rafah di perbatasan Mesir.

Sekarang posisi militer Israel berada di kedua sisi pelabuhan, yang pada awalnya dibangun sebagai bagian dari upaya yang dipimpin oleh World Central Kitchen, dari reruntuhan bangunan yang dihancurkan oleh Israel.

Baca Juga: Tel Aviv Cemas, Pengadilan Pidana Internasional Segera Terbitkan Surat Penangkapan Pemimpin Israel

Citra satelit yang dirilis oleh Maxar Technologies pada Kamis, 14 Maret 2024 menunjukkan dermaga baru sedang dibangun di garis pantai Gaza tepat di selatan Kota Gaza pada Selasa, 12 Maret 2024. (Sumber: AP Photo / Maxar Technologies)

Upaya itu dihentikan setelah serangan udara Israel menewaskan tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen pada 1 April lalu ketika mereka bepergian dengan kendaraan yang jelas-jelas ditandai dalam misi pengiriman yang disetujui oleh Israel. Organisasi tersebut mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan pekerjaannya di Gaza.

Bantuan telah lambat masuk ke Gaza, dengan antrean panjang truk menunggu inspeksi Israel. AS dan negara lain juga telah menggunakan pengiriman udara untuk mengirim makanan ke Gaza.

Pejabat militer AS mengatakan, pengiriman melalui jalur laut awalnya akan mencapai sekitar 90 truk sehari dan bisa dengan cepat meningkat menjadi sekitar 150 truk per hari. Organisasi bantuan telah mengatakan bahwa beberapa ratus truk semacam itu diperlukan untuk masuk ke Gaza setiap hari.

Dalam tekanan dari AS dan yang lainnya, Israel mengatakan situasinya membaik, meskipun badan PBB mengatakan lebih banyak bantuan perlu masuk ke Gaza.

Seperti diketahui, Gaza, sedikit lebih dari dua kali ukuran Kota Washington dan dihuni oleh 2,3 juta orang, saat ini berada di ambang kelaparan. Lebih dari 34.000 warga Palestina tewas di Gaza sejak pertempuran dimulai, kata otoritas kesehatan setempat.

Jjuru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza akan terus meningkat. 

Baca Juga: AS Makin Tekan Israel, Blinken: Israel Harus Berbuat Lebih Banyak untuk Tingkatkan Bantuan ke Gaza

"Pelabuhan sementara ini akan menyediakan sistem distribusi dari kapal ke pantai yang akan lebih meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza," katanya.

Tetapi pejabat politik Hamas tingkat tinggi Khalil al-Hayya mengatakan kepada AP bahwa kelompok itu akan mempertimbangkan pasukan Israel, atau pasukan dari negara lain manapun, yang ditempatkan di pelabuhan untuk mengawalnya sebagai "kekuatan penjajah dan agresi," dan bahwa kelompok militan itu akan melawannya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU