Fatal, Nenek Berusia 101 Tahun Selalu Dikenali sebagai Bayi oleh Maskapai Penerbangan Ini, Kok Bisa?
Kompas dunia | 28 April 2024, 17:48 WIBCHICAGO, KOMPAS.TV - Seorang nenek berusia 101 tahun selalu dikenali sebagai bayi oleh maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) American Airlines.
Kesalahan tersebut dikarenakan masalah dalam sistem pemesanan tiket maskapai penerbangan itu.
Dikutip dari BBC, Minggu (28/4/2024), masalah bermula karena sistem American Airlines tak bisa mengolah, bahwa nenek bernama Patricia itu, lahir di tahun 1922, bukan 2022.
Baca Juga: Arab Saudi Minta Masyarakat Waspada Maraknya Iklan yang Tawarkan Perjalanan Haji Palsu
Inisden itu terjadi saat Patricia akan melakukan penerbangan antara Chicago dan Marquette, Michigan.
“Sangat lucu ketika mereka pikir saya seorang bayi, dan ternyata saya wanita tua,” katanya.
Dalam penerbangan itu, Patricia akan melakukan penerbangan dengan putrinya, Kris.
“Putri saya membuat pemesanan online untuk tiket, dan komputer di bandara berpikir saya lahir 2022, bukan 1922,” lanjutnya.
Ia mengungkapkan ini bukan pertama kalinya, American Airline mengiranya sebagai bayi.
“Hal yang sama terjadi tahun lalu, dan mereka mengharapkan seorang bayi, bukan saya,” katanya.
Tempat duduk Patricia sendiri dalam penerbangan itu dipesan sebagai tiket untuk dewasa.
Namun, sistem kompuer bandara tak mampu memproses tanggal lahir di masa lalu sejauh itu.
Secara otormatis batas usia pemesanan itu adalah ke 100 tahun yang lalu.
Menurut Patricia, yang merupakan mantan perawat itu, dalam kedua insiden tersebut staf American Airlines sangat membantu, meski di tengah kebingungan.
American Airlines sendiri berlum merespons terkait insiden tersebut.
Meski melihat insiden itu dari sisi lucu, Patricia mengatakan ia ingin kesalahan itu bisa segera diperbaiki, karena membuatnya berada dalam masalah.
Sebagai contoh, stag bandara tak mempersiapkan transportasi untuknya ke terminal bandara, karena mereka mengharapkan bayi yang digendong.
Pada kesempatan lain, Patricia dan putrinya harus menunggu di dalam pesawat hingga penumpang pergi, karena staf bandara tak menyiapkan kursi roda untuknya.
Ia mengatakan jika usianya yang sebenarnya diketahui, juga akan memudahkan bagi Kris.
Baca Juga: Ketika Mahasiswa Seantero AS Bergerak Menentang Bombardir Israel di Gaza, Dipicu Polisi Masuk Kampus
“Saya ingin mereka untuk memperbaiki komputernya, karena kasihan putri saya harus membawa semua tas kami hampir satu mil dari satu gerbang ke gerbang lainnya,” tutur Patricia.
Patricia sendiri terbang seorang diri hingga usia 97 tahun, namun setelahnya ia harus bergantung pada pertolongan keluarganya.
“Saya kini memiliki masalah dalam pandangan saya, jadi saya tak bisa lagi melakukannya seorang diri,” katanya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : BBC