Ukraina Ternyata Sudah Gunakan Rudal Jarak Jauh untuk Serang Rusia, Diberi AS Diam-Diam
Kompas dunia | 25 April 2024, 10:19 WIB"Saya pikir saatnya tepat, dan bos (Biden) membuat keputusan bahwa saatnya tepat untuk menyediakan ini berdasarkan situasi pertempuran berada saat ini," kata Grady.
"Saya pikir ini adalah keputusan yang sangat dipertimbangkan dengan baik, dan kami benar-benar telah mempertimbangkannya, tetapi sekali lagi, setiap kali Anda memperkenalkan sistem baru, setiap perubahan di medan perang, Anda harus memikirkan sifat eskalatifnya."
Pejabat Ukraina belum secara terbuka mengakui penerimaan atau penggunaan rudal jarak jauh ATACMS.
Tetapi saat berterima kasih kepada Kongres atas pengesahan undang-undang bantuan baru pada Selasa (23/4/2024), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan lewat platform media sosial bahwa "kemampuan jarak jauh, artileri, dan pertahanan udara Ukraina adalah alat-alat yang sangat penting untuk pemulihan perdamaian yang adil secepatnya."
Baca Juga: Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp276 Triliun untuk Israel, Netanyahu Semringah
Seorang pejabat AS mengatakan pemerintahan Biden memperingatkan Rusia tahun lalu bahwa jika Moskow memperoleh dan menggunakan peluru kendali balistik jarak jauh di Ukraina, Washington akan memberikan kemampuan yang sama kepada Kiev.
Rusia mendapatkan beberapa senjata itu dari Korea Utara dan telah menggunakannya di medan perang di Ukraina, kata pejabat tersebut.
Hal itu, kata dia, memaksa pemerintahan Biden untuk memberikan lampu hijau untuk pengiriman peluru kendali jarak jauh yang baru.
AS menolak mengonfirmasi bahwa rudal jarak jauh itu diberikan kepada Ukraina, sampai benar-benar digunakan di medan perang.
Seorang pejabat AS mengatakan senjata-senjata itu digunakan awal pekan lalu untuk menyerang lapangan udara di Dzhankoi, sebuah kota di Krimea, semenanjung yang direbut Rusia dari Ukraina pada 2014.
Rudal-rudal itu digunakan lagi pada Selasa malam di sebelah timur Berdyansk, kota Ukraina yang diduduki Rusia.
Video di media sosial pekan lalu menunjukkan ledakan di lapangan udara militer, tetapi pejabat pada saat itu tidak mengonfirmasi bahwa itu adalah rudal ATACMS.
Dengan perang yang kini memasuki tahun ketiganya, Rusia menggunakan penundaan pengiriman senjata AS dan keunggulan mereka dalam kekuatan tembak dan personel, untuk meningkatkan serangan di sepanjang wilayah timur Ukraina.
Rusia semakin sering menggunakan bom pandu satelit yang dilepaskan dari pesawat dari jarak yang aman, untuk menghantam pasukan Ukraina yang mengalami kekurangan pasukan dan amunisi.
Rudal jarak menengah yang diberikan tahun lalu, dan beberapa yang jarak jauh dikirim belakangan ini, membawa amunisi berkelompok atau bom tandan yang terbuka di udara saat ditembakkan.
Rudal itu melepaskan ratusan bom kecil daripada satu hulu ledak tunggal. Yang lain yang dikirim belakangan ini memiliki satu hulu ledak.
Salah satu faktor kritis dalam keputusan yang diambil pada Maret untuk mengirim senjata-senjata tersebut adalah kemampuan Angkatan Darat AS untuk mulai mengganti ATACMS yang lebih tua.
Angkatan Darat AS sekarang membeli Peluru Kendali Serangan Presisi, sehingga lebih nyaman untuk mengambil ATACMS dari gudang untuk diberikan kepada Ukraina, kata pejabat tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press