Presiden Korea Selatan Minta Maaf Usai Partainya Kalah Telak di Pemilu Parlemen Minggu Lalu
Kompas dunia | 17 April 2024, 07:26 WIBSEOUL, KOMPAS.TV - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Selasa (16/4/2024), meminta maaf atas kekalahan telak partainya, Partai Kekuasaan Rakyat (PPP), dalam pemilihan umum parlemen minggu lalu. Ia mengakui gagal "melihat apa yang diinginkan oleh rakyat dan mempertahankan kehendak mereka."
"Saya, sebagai presiden, pertama-tama, bersalah," Yoon mengungkapkan dalam rapat kabinet, dilansir oleh Yonhap News yang berbasis di Seoul.
Permintaan maaf itu disampaikan enam hari setelah blok oposisi meraih kemenangan telak dalam pemilu parlemen penting tersebut, mengalahkan PPP, yang hanya mampu meraih 108 kursi dari 300 anggota Majelis Nasional.
"Saya minta maaf karena gagal memahami dan mempertahankan keinginan rakyat dengan baik," kata Yoon seperti laporan Yonhap, Selasa (16/4/2024). Ia mengatakan sentimen publik yang terungkap dalam pemilu "harus diterima dengan rendah hati" oleh semua pihak.
"Meskipun saya menetapkan arah yang tepat untuk urusan negara dan melakukan yang terbaik untuk menerapkannya, saya percaya bahwa saya kurang dalam menciptakan perubahan yang dapat dirasakan oleh rakyat," katanya.
Meskipun upaya terbaik pemerintahannya untuk menangani inflasi, memperbaiki kesehatan fiskal, meningkatkan pasokan perumahan, dan melindungi investor saham ritel, semua tindakan itu tidak cukup untuk mengatasi kebutuhan mendasar warga berpendapatan rendah, lanjutnya.
Hasil pemilu dianggap sebagai pukulan besar bagi Yoon, yang popularitasnya anjlok akibat krisis biaya hidup dan serangkaian skandal politik.
Yoon adalah presiden pertama sejak demokratisasi Korea Selatan yang bekerja dengan parlemen yang dikuasai oposisi selama lima tahun masa jabatannya.
Partai oposisi liberal Korea Selatan meraih kemenangan telak dalam pemilihan parlemen yang diadakan hari Rabu, memberikan pukulan telak bagi Presiden Yoon Suk Yeol dan partainya yang konservatif namun kemungkinan hanya kurang sedikit dari perolehan super mayoritas.
Baca Juga: Microsoft: China Akan Gunakan AI untuk Ganggu Pemilu di AS, Korea Selatan dan India
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Anadolu / Yonhap