> >

Filipina Bantah Berencana Beri Akses Lebih kepada AS Menuju Pangkalan Militernya

Kompas dunia | 16 April 2024, 07:36 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (tengah) berdiri diapit Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (kiri) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam sesi foto sebelum pertemuan trilateral di East Room, Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Kamis, 11 April 2024. (Sumber: AP Photo/Mark Schiefelbein)

Baca Juga: Kapal China Makin Galak ke Filipina, Komando Indo-Pasifik AS Khawatir

Dalam foto yang disediakan Penjaga Pantai Filipina ini tampak sebuah kapal Penjaga Pantai China (atas) mencoba memblokir kapal pemerintah Filipina di wilayah perairan yang disengketakan di Laut China Selatan pada Kamis, 21 Maret 2024. (Sumber: Philippine Coast Guard via AP)

Namun, Marcos tetap bersikeras mengatakan pertemuan trilateral AS-Jepang-Filipina minggu lalu tidak ditujukan kepada negara tertentu.

"Ini tidak ditujukan kepada siapa pun atau melawan siapa pun. Ini hanya memperkuat atau memformalkan atau menginstitusikan, saya kira, hubungan AS, Jepang, dan Filipina," katanya.

Ketegangan meningkat antara Manila dan Beijing dalam beberapa bulan terakhir, ketika penjaga pantai China menembaki kapal Filipina yang membawa pasokan untuk tentara yang ditempatkan di kapal perang era Perang Dunia II yang terdampar di Shoal Thomas Kedua di Laut China Selatan.

Karang itu berada dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina, tetapi China mengeklaimnya sebagai miliknya.

Baca Juga: Bongbong Marcos Respons Ancaman Duterte Mindanao Bakal Pisah dari Filipina, Siap Gunakan Kekerasan

Putusan tribunal arbitrase internasional pada 2016 menolak klaim luas Beijing atas sebagian besar Laut China Selatan, yang juga diklaim oleh empat negara anggota ASEAN yaitu Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam - serta Taiwan.

Namun, Beijing menolak mengakui putusan tersebut dan meningkatkan kehadiran militer serta aktivitas pembangunan pulau buatan di perairan yang diperebutkan tersebut.

Tindakan China mendorong Marcos untuk memperkuat kerja sama keamanan dan pertahanan dengan sekutu militer Filipina seperti AS dan Jepang.

Namun, dia juga terus memperkuat hubungan ekonomi dengan China, yang tetap menjadi mitra perdagangan terbesar negara itu.

Menurutnya, pertemuan trilateral dengan AS dan Jepang tidak memengaruhi investasi China di Filipina.

"Pertemuan trilateral ini terpisah dari investasi China yang diusulkan atau potensial di Filipina... Saya tidak melihat bahwa itu akan memengaruhi (proyek-proyek China di sini), dengan cara apa pun," katanya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Straits Times


TERBARU