Filipina Bantah Berencana Beri Akses Lebih kepada AS Menuju Pangkalan Militernya
Kompas dunia | 16 April 2024, 07:36 WIBBaca Juga: Kapal China Makin Galak ke Filipina, Komando Indo-Pasifik AS Khawatir
Namun, Marcos tetap bersikeras mengatakan pertemuan trilateral AS-Jepang-Filipina minggu lalu tidak ditujukan kepada negara tertentu.
"Ini tidak ditujukan kepada siapa pun atau melawan siapa pun. Ini hanya memperkuat atau memformalkan atau menginstitusikan, saya kira, hubungan AS, Jepang, dan Filipina," katanya.
Ketegangan meningkat antara Manila dan Beijing dalam beberapa bulan terakhir, ketika penjaga pantai China menembaki kapal Filipina yang membawa pasokan untuk tentara yang ditempatkan di kapal perang era Perang Dunia II yang terdampar di Shoal Thomas Kedua di Laut China Selatan.
Karang itu berada dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina, tetapi China mengeklaimnya sebagai miliknya.
Baca Juga: Bongbong Marcos Respons Ancaman Duterte Mindanao Bakal Pisah dari Filipina, Siap Gunakan Kekerasan
Putusan tribunal arbitrase internasional pada 2016 menolak klaim luas Beijing atas sebagian besar Laut China Selatan, yang juga diklaim oleh empat negara anggota ASEAN yaitu Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam - serta Taiwan.
Namun, Beijing menolak mengakui putusan tersebut dan meningkatkan kehadiran militer serta aktivitas pembangunan pulau buatan di perairan yang diperebutkan tersebut.
Tindakan China mendorong Marcos untuk memperkuat kerja sama keamanan dan pertahanan dengan sekutu militer Filipina seperti AS dan Jepang.
Namun, dia juga terus memperkuat hubungan ekonomi dengan China, yang tetap menjadi mitra perdagangan terbesar negara itu.
Menurutnya, pertemuan trilateral dengan AS dan Jepang tidak memengaruhi investasi China di Filipina.
"Pertemuan trilateral ini terpisah dari investasi China yang diusulkan atau potensial di Filipina... Saya tidak melihat bahwa itu akan memengaruhi (proyek-proyek China di sini), dengan cara apa pun," katanya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Straits Times