> >

Israel Klaim Sukses Cegat 99 Persen dari 300 Drone dan Rudal yang Diluncurkan Iran

Kompas dunia | 14 April 2024, 15:21 WIB
Sebuah meriam dari sistem pertahanan Israel, Iron Dome atau Kubah Besi, dikerahkan untuk menghalau roket di Ashkelon, selatan Israel, 7 Agustus 2022. (Sumber: AP Photo/Ariel Schalit)

 

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengeklaim pihaknya sukses mencegat 99 persen dari sekitar 300 drone dan rudal jelajah serta balistik yang ditembakkan Iran ke wilayahnya pada Minggu (14/4/2024) WIB.

Serangan Iran dilancarkan setelah Israel menyerang gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran termasuk dua jenderal.

"Ini adalah pencapaian strategis yang sangat signifikan," katanya dalam pernyataan pers pada Minggu pagi waktu setempat, seperti dilaporkan Times of Israel.

"Ancaman Iran bertemu dengan superioritas udara dan teknologi IDF, yang dikombinasikan dengan koalisi pertahanan yang kuat, bersama-sama berhasil mengintersep sebagian besar ancaman tersebut," kata Hagari.

Dia mengatakan Iran menembakkan 170 drone pengebom, lebih dari 30 rudal jelajah, dan lebih dari 120 rudal balistik.

Dari jumlah tersebut, beberapa rudal balistik berhasil mencapai wilayah Israel, menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah pangkalan udara.

Hagari mengeklaim, dari 170 drone yang diluncurkan Iran, dan tidak satu pun yang berhasil masuk ke wilayah udara Israel. Semuanya, kata dia, berhasil ditembak jatuh di luar batas wilayah oleh Israel dan sekutunya.

Ia menambahkan, ada 30 rudal jelajah yang ditembakkan, dan tidak ada yang menembus ke wilayah udara Israel. Menurut Hagari, 25 dari 30 rudal jelajah itu berhasil ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Israel.

Selain itu, Hagari mengatakan Iran menembakkan 120 rudal balistik ke Israel. Banyak dari rudal-rudal tersebut, menurutnya, berhasil dihalau oleh sistem pertahanan udara jarak jauh Arrow.

Namun beberapa rudal berhasil melewati pertahanan Israel, dan menghantam Pangkalan Udara Nevatim di selatan Israel.

Hagari mengatakan kerusakan ringan terjadi pada infrastruktur di Nevatim, tetapi pangkalan udara tersebut tetap beroperasi seperti biasa.

"Seperti yang bisa Anda lihat sekarang, pangkalan ini berfungsi dan terus melakukan tugasnya. Dalam gambar, Anda bisa melihat landasan pacu di Nevatim," katanya, menunjukkan rekaman langsung dari pangkalan udara tersebut.

"Iran mengira mereka akan dapat melumpuhkan pangkalan ini dan dengan demikian merusak kemampuan udara kami, tetapi mereka gagal. Pesawat Angkatan Udara terus lepas landas dan mendarat dari pangkalan ini, dan berangkat untuk misi ofensif dan defensif, termasuk pesawat Adir (F-35) yang sekarang sedang kembali dari misi pertahanan pangkalan dan sebentar lagi Anda akan melihat mereka mendarat," katanya.

Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Sabtu malam (13/4/2024) waktu Washington DC, memberi tahu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa AS akan menentang dan tidak akan membantu serangan balasan Israel terhadap Iran. Hal itu diungkapkan seorang pejabat senior.

Baca Juga: Iran Gempur Israel, Kemlu RI: Tak Ada Informasi soal WNI yang Terdampak

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bersama anggota tim keamanan nasionalnya, menerima informasi terbaru tentang serangan udara Iran terhadap Israel yang sedang berlangsung, di Ruang Situasi Gedung Putih di Washington, Sabtu, 13 April 2024. Dari kiri ke kanan, menghadap Biden adalah Direktur Badan Intelijen Pusat William Burns; Direktur Intelijen Nasional Avril Haines; Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan. (Sumber: AP Photo)

 

Kata pejabat AS itu, Biden dan penasihat seniornya sangat khawatir respons Israel terhadap serangan Iran akan menyebabkan perang regional meletus dengan konsekuensi yang sangat berbahaya.

Menurut pejabat Gedung Putih itu, di balik layar, Biden memberi tahu Netanyahu bahwa upaya pertahanan bersama oleh Israel, AS, dan negara-negara lain di wilayah tersebut telah menyebabkan kegagalan serangan Iran.

"Anda mendapatkan kemenangan. Ambillah kemenangan itu," kata Biden kepada Netanyahu, menurut pejabat tersebut.

Pejabat tersebut mengatakan ketika Biden memberi tahu Netanyahu bahwa AS tidak akan berpartisipasi dalam operasi ofensif terhadap Iran dan tidak akan mendukung operasi tersebut, Netanyahu mengatakan bahwa dia memahaminya.

Adapun Iran melegitimasi serangannya ke Israel dengan Pasal 51 Piagam PBB.

“Dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah, tindakan militer Iran adalah respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus,” tutur perwakilan tetap Iran di PBB melalui media sosial X.

Menurutnya, persoalan mengenai serangan ke konsulat Iran itu bisa dianggap selesai dengan serangan ke Israel.

“Namun jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, reaksi Iran akan jauh lebih parah. Ini adalah konflik antara Iran dan rezim jahat Israel,” tambahnya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Times of Israel/Associated Press


TERBARU