> >

Kapal China Makin Galak ke Filipina, Komando Indo-Pasifik AS Khawatir

Kompas dunia | 10 April 2024, 01:30 WIB
Dalam foto yang disediakan Penjaga Pantai Filipina ini tampak sebuah kapal Penjaga Pantai China (atas) mencoba memblokir kapal pemerintah Filipina di wilayah perairan yang disengketakan di Laut China Selatan pada Kamis, 21 Maret 2024. (Sumber: Philippine Coast Guard via AP)

 

MANILA, KOMPAS.TV - Komandan Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS) Laksamana John Aquilino mengaku khawatir dengan sikap China yang semakin agresif terhadap pasukan Filipina.

Kapal-kapal China diketahui bertindak semakin agresif di dekat kepulauan yang diperebutkan Beijing dan Manila di Laut China Selatan belakangan ini.

Penjaga Pantai China dilaporkan berulang kali bentrok dengan kapal patroli Filipina di perairan dekat Gosong Second Thomas, salah satu daratan yang disengketakan kedua negara.

Baca Juga: Ketegangan di Perairan Laut China Selatan: Perselisihan Antara Taiwan dan China

Pada Maret lalu, sejumlah pelaut Filipina terluka usai kapalnya disemprot meriam air oleh Penjaga Pantai China. Kapal patroli itu dilaporkan sempat dipepet tiga kapal China saat kejadian.

"Saya sangat khawatir dengan apa yang terjadi di Gosong Second Thomas," kata Laksamana Aquilino dalam sebuah forum di Lowy Institute, Singapura, Selasa (9/4/2024).

Gosong yang terletak di gugus pulau Spratly itu disinyalir menjadi titik paling berbahaya dalam sengketa antara China dan Filipina belakangan ini.

"Saya sangat, sangat khawatir dengan arah dari semua ini. Tindakan-tindakan ini berbahaya, ilegal, dan mendestabilisasi kawasan," kata Aquilino, dikutip Associated Press.

"Bagaimana selanjutnya dan seberapa jauh mereka akan bertindak di area tersebut?"

AS sendiri menyempatkan diri pamer kekuatan dalam latihan gabungan bersama Jepang, Filipina, dan Australia di perairan Filipina di Laut China Selatan.

Washington menyebut latihan gabungan tersebut digelar untuk menegaskan kebebasan navigasi di Indo-Pasifik.

China berupaya mengeklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan melalui konsep sepuluh garis putus-putus yang bertentangan dengan hukum internasional.

Klaim China tersebut ditentang oleh sebagian besar negara-negara Asia Tenggara dan AS.

Terkait latihan gabungan AS di Filipina, militer China pun mengumumkan telah menerjunkan patroli-patroli via perairan dan udara di Laut China Selatan pada akhrir pekan lalu.

Beijing menyatakan semua aktivitas yang "mengganggu Laut China Selatan" berhasil dikontrol.

Baca Juga: Ayahnya Bertengkar dengan Presiden Filipina, Wapres Sara Duterte Dinilai Terjebak Koalisi Dinasti

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU