> >

Belajar Dari Taiwan, Negara Rawan Gempa dan Siap Hadapi Bencana

Kompas dunia | 4 April 2024, 06:55 WIB
Dari foto yang diambil dari video yang ditayangkan TVBS, tampak sebuah gedung yang roboh sebagian di Hualien, bagian timur Taiwan, Rabu, 3 April 2024. Sebuah gempa besar mengguncang Taiwan pada Rabu pagi dan merobohkan bangunan-bangunan di sebuah kota di bagian selatan Taiwan serta menyebabkan tsunami di pulau-pulau di selatan Jepang. (Sumber: TVBS via AP)

TAIPEI, KOMPAS.TV -  Pada Rabu (3/4/2024) lalu, Taiwan dilanda gempa bumi terkuat dalam sejarah seperempat abad terakhir.

Sedikitnya sembilan orang tewas, ratusan orang lainnya luka-luka, bangunan dan jalan raya rusak, serta puluhan pekerja di pertambangan terdampar.

Seperti Indonesia, Taiwan adalah negara rawan gempa bumi. Namun, untuk ukuran gempa yang terjadi pada hari Rabu itu jumlah korban jiwa relatif terkendali.

Para ahli mengatakan, jumlah korban yang minimal ini tidak terlepas dari kesiapsiagaan gempa bumi yang sangat baik.

Berikut adalah gambaran lebih dekat mengenai sejarah gempa bumi di Taiwan:

Mengapa Sering Terjadi Gempa di Taiwan?

Taiwan terletak di sepanjang “Cincin Api” Pasifik, yaitu garis patahan seismik yang mengelilingi Samudera Pasifik, tempat terjadinya sebagian besar gempa bumi di dunia.

Daerah ini sangat rentan terhadap gempa bumi karena ketegangan yang terakumulasi akibat interaksi dua lempeng tektonik.

Yakni Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Eurasia, yang dapat mengakibatkan pelepasan secara tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi.

Baca Juga: Detik-Detik Gempa Magnitudo 7,4 Guncang Taiwan, Gedung Miring Nyaris Roboh!

Lanskap pegunungan di kawasan ini dapat memperbesar guncangan tanah, sehingga menyebabkan tanah longsor.

Beberapa tanah longsor serupa terjadi di pantai timur Taiwan dekat pusat gempa hari Rabu lalu.

Tepatnya dekat Kabupaten Hualien bagian timur, ketika puing-puing yang berjatuhan menghantam terowongan dan jalan raya, menghancurkan kendaraan dan menyebabkan beberapa kematian.

Seberapa Siap Taiwan Untuk Menghadapi Gempa?

Gempa yang terjadi pada hari Rabu lalu berkekuatan 7,2 skala Richter, menurut badan pemantau gempa Taiwan.

Sedangkan Survei Geologi AS memperkirakan gempa itu berkekuatan 7,4 skala Richter. 

Bencana tersebut merusak beberapa bangunan di Hualien, namun hanya menimbulkan kerugian kecil di ibu kota Taipei, meskipun dampaknya sangat terasa di sana.

Gempa bumi terjadi di tengah jam sibuk pagi hari, namun hanya sedikit mengganggu aktivitas warga.

Hanya beberapa menit kemudian, para orang tua kembali mengantar anak-anak mereka ke sekolah dan para pekerja berkendara ke kantor.

“Kesiapsiagaan gempa Taiwan termasuk yang paling maju di dunia,” kata Stephen Gao, ahli seismologi dan profesor di Universitas Sains dan Teknologi Missouri. 

“Pulau ini telah menerapkan peraturan bangunan yang ketat, jaringan seismologi kelas dunia, dan kampanye pendidikan publik yang luas mengenai keselamatan gempa,” tambahnya.

Pemerintah terus-menerus merevisi tingkat ketahanan gempa yang diperlukan untuk bangunan baru dan yang sudah ada – yang dapat meningkatkan biaya konstruksi – dan menawarkan subsidi kepada penduduk yang ingin memeriksa ketahanan bangunan mereka terhadap gempa.

Menyusul gempa tahun 2016 di Taiwan, di pantai barat daya pulau itu, lima orang yang terlibat dalam pembangunan gedung apartemen bertingkat 17 yang merupakan satu-satunya bangunan besar yang runtuh, menewaskan puluhan orang, dan dinyatakan bersalah karena kelalaian dan kemudian dipenjarakan. 

Taiwan juga mengadakan latihan gempa di sekolah-sekolah dan tempat kerja.

Sementara media publik dan telepon seluler secara teratur menyampaikan pemberitahuan tentang gempa bumi dan keselamatan.

“Langkah-langkah ini telah secara signifikan meningkatkan ketahanan Taiwan terhadap gempa bumi, membantu mengurangi potensi kerusakan besar dan korban jiwa,” kata Gao.

Gempa Tahun 1999 Adalah Pelajaran Penting Bagi Taiwan

Taiwan dan perairan sekitarnya telah mencatat sekitar 2.000 gempa bumi berkekuatan 4,0 atau lebih besar sejak tahun 1980.

Selain itu, mereka juga pernah mengalami lebih dari 100 gempa bumi berkekuatan di atas 5,5, menurut USGS.

Gempa terburuk di pulau ini dalam beberapa tahun terakhir terjadi pada 21 September 1999, dengan kekuatan 7,7 skala Richter.

Bencana ini menyebabkan 2.400 kematian, melukai sekitar 100.000 orang dan menghancurkan ribuan bangunan.

Baca Juga: Kesaksian WNI di Taiwan: Gempa Robohkan 3 Bangunan, Gempa Susulan Terus Dirasakan

Menurut Daniel Aldrich, Profesor ilmu politik dan kebijakan publik di Northeastern University, hal ini juga merupakan peringatan besar yang mengarah pada reformasi administratif penting untuk meningkatkan tanggap darurat dan pengurangan bencana.

“Para pengamat mengkritik keras respon Taiwan terhadap gempa bumi tanggal 21 September 1999, dengan alasan bahwa tim tanggap medis darurat membutuhkan waktu berjam-jam untuk tiba, tim penyelamat kurang terlatih, dan operasi antar lembaga pemerintah tidak terkoordinasi dengan baik,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press. 

Hasilnya, pemerintah mengesahkan Undang-Undang Pencegahan dan Perlindungan Bencana dan mendirikan dua pusat nasional untuk menangani koordinasi dan pelatihan menghadapi gempa bumi.

“Saya rasa kita sudah melihat hasilnya dalam guncangan terbaru ini,” katanya.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU