> >

7 Petugas Kemanusiaan LSM Amerika dari 5 Negara Terbunuh Serangan Israel, Dunia Meradang

Kompas dunia | 2 April 2024, 22:07 WIB
Jenazah staf internasional World Central Kitchen tergeletak di tanah di rumah sakit Al Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Senin, 1 April 2024. World Central Kitchen mengatakan serangan Israel membunuh tujuh pekerjanya di Gaza, di antaranya 6 orang asing. (Sumber: AP Photo)

GAZA, KOMPAS.TV - Berbagai pemimpin dunia mengecam serangan yang membunuh tujuh petugas kemanusiaan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) World Central Kitchen (WCK) di Jalur Gaza. Pihak WCK menyebut serangan tersebut disengaja dan terkoordinasi oleh Angkatan Bersenjata Israel (IDF).

Tujuh petugas kemanusiaan yang terbunuh dilaporkan berasal dari lima negara, yakni Palestina, Australia, Polandia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat-Kanada. WCK sendiri adalah LSM yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Serangan Udara Israel Tewaskan Empat Pekerja Asing yang Distribusikan Makanan ke Gaza

Pihak WCK mengaku telah berkoordinasi dengan IDF mengenai konvoi petugas itu yang bertoak dari sebuah gudang di Deir Al-Balah. Mereka baru saja mengirimkan lebih dari 100 ton bantuan pangan yang dibawa ke Gaza melalui perairan.

"Ini bukan hanya serangan terhadap WCK, ini adalah serangan terhadap organisasi-organisasi kemanusiaan yang bekerja di tengah situasi paling mengerikan ketika makanan digunakan sebagai senjat aperang. Ini tidak bisa dimaafkan," kata CEO WCK Erin Gore, Selasa (2/4/2024).

Menteri Luar Negeri Inggris Raya David Cameron mendesak Israel menjelaskan secara transparan apa yang terjadi kepada konvoi WCK. Cameron pun mengaku pihaknya tengah memverifikasi kabar tewasnya seorang warga Inggris Raya dalam konvoi tersebut.

"Orang-orang ini adlaah mereka yang bekerja mengirimkan bantuan vital bagi mereka yang sangat membutuhkan. Sangat penting bahwa pekerja-pekerja kemanusiaan dilindungi dan bisa menjalankan tugasnya," kata Cameron via media sosial X.

"Kami telah menyerukan kepada Israel agar segera menggelar penyelidikan dan menyediakan penjelasan transparan yang menyeluruh tentang apa yang terjadi."

Kementerian Luar Negeri Polandia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dari negaranya. Warsawa mendesak Israel memberi penjelasan dan menegaskan warga sipil dan pekerja kemanusiaan harus dilindungi.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia menegaskan serangan terhadap petugas kemanusiaan di Gaza "tidak bisa diterima." Pemerintah Australia telah mengonfirmasi identitas satu korban tewas asal negara itu bernama Zomi Frankcom.

"Berita ini tragis. DFAT (Departemen Perdagangan dan Luar Negeri Australia) juga telah mengirimkan panggilan kepada duta besar Israel (di Australia)," kata Albanese dikutip Al Jazeera.

"Faktanya, ini melampaui situasi apa pun yang masuk akal bahwa seseorang yang pergi mengirimkan bantuan dan asistensi harus kehilangan nyawanya dan ada empat petugas kemanusiaan dan satu sopir Palestina dalam kendaraan itu."

Albanese mendesak gencatan senjata berkelanjutan di Jalur Gaza. Albanese menyebut masyarakat Australia ingin prang segera berhenti.

Jurnalis Al Jazeera di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, tempat jenazah petugas kemanusiaan dibawa, Hind Khoudary mengaku sempat berbicara dengan para petugas kemanusiaan sebelum diseran Israel.

"Semua orang di rumah sakit ini terkejut dan terguncang, mereka tidak percaya pasukan Israel menyerang warga mancanegara," katanya.

Militer Israel sendiri mengaku telah meluncurkan investigasi sehubungan peristiwa tersebut. Militer Israel juga mengaku akan mengupayakan pengiriman bantuan secara aman di Jalur Gaza.

Baca Juga: Indonesia Kutuk Serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus

 


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Al Jazeera


TERBARU