> >

Rusia dan China Berikan Catatan Serius Walau Dukung Resolusi Dewan Keamanan PBB Soal Gaza

Kompas dunia | 26 Maret 2024, 11:30 WIB
Vasily Nebenzia, Duta Besar dan Perwakilan Tetap Rusia, usai pemungutan suara Dewan Keamananan PBB hari Senin mengatakan Rusia mendukung resolusi karena menyerukan gencatan senjata segera meskipun terbatas pada bulan Ramadan dan tidak bersifat permanen. (Sumber: United Nations)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Duta besar Rusia dan China di Dewan Keamanan PBB pada Senin (25/3/2024) mendukung dan menyetujui resolusi yang memerintahkan Israel melakukan gencatan senjata atas serbuan dan pembunuhan warga Gaza.

Namun mereka memberi catatan keberatan serius karena perintah gencatan senjata hanya berlaku pada bulan suci Ramadan dan tidak berlaku permanen.

Vasily Nebenzia, Duta Besar dan Perwakilan Tetap Rusia, setelah pemungutan suara Dewan Keamananan PBB mengatakan negaranya memberikan suara mendukung resolusi tersebut karena menyerukan gencatan senjata segera meskipun itu terbatas pada bulan Ramadan.

"Sayangnya, apa yang terjadi setelah itu masih tidak jelas, karena kata 'berkelanjutan' bisa diinterpretasikan dalam berbagai cara yang berbeda," kata Nebenzia.

"Mereka yang memberikan perlindungan bagi Israel masih ingin memberikan kebebasan bertindak."

Ia mengungkapkan harapannya bahwa formulasi yang terkandung dalam resolusi tersebut.

"Aakan digunakan dalam kepentingan perdamaian daripada memajukan operasi Israel yang tidak manusiawi terhadap Palestina," imbuh dia.

Menurut Nebenzia, kata "permanen" akan lebih tepat, dan dia menyatakan kekecewaannya karena proposal delegasinya tidak berhasil lolos.

"Meskipun demikian, kami percaya bahwa sangat penting untuk memberikan suara mendukung perdamaian," kata Nebenzia, yang mendorong Dewan Keamanan untuk terus bekerja menuju pencapaian gencatan senjata permanen.

Zhang Jun, Duta Besar dan Perwakilan Tetap China untuk PBB, mengucapkan terima kasih kepada anggota Dewan E-10 atas upaya mereka terhadap draf tersebut.

Dia menyatakan China telah memaksa AS untuk menyadari bahwa mereka tidak bisa terus menghalangi Dewan Keamanan.

"Untuk jiwa-jiwa yang telah tiada, resolusi Dewan hari ini terlambat. Namun bagi mereka yang masih hidup di Gaza, resolusi ini mewakili harapan yang sudah lama dinanti," papar Zhang Jun.

"Segala bentuk kerusakan terhadap warga sipil harus segera dihentikan dan serangan tersebut juga harus dihentikan," tegasnya.

Baca Juga: Ini Alasan AS Tidak Veto Resolusi Dewan Keamanan PBB yang Menuntut Gencatan Senjata Israel di Gaz

Zhang Jun, Duta Besar dan Perwakilan Tetap China untuk PBB, hari Senin usai pemungutan suara Dewan Keamanan soal gencatan senjata di Gaza mengatakan China telah memaksa AS untuk menyadari bahwa mereka tidak bisa terus menghalangi Dewan Keamanan. (Sumber: AP Photo)

Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB telah mengesahkan sebuah resolusi yang mendesak gencatan senjata segera selama bulan Ramadan, pembebasan sandera secara langsung dan tanpa syarat, serta kebutuhan mendesak untuk memperluas aliran bantuan ke Gaza. Terdapat 14 suara yang mendukung resolusi tersebut dengan Amerika Serikat memilih untuk abstain.

Resolusi ini disetujui dengan perbandingan 14-0 setelah AS memutuskan untuk tidak menggunakan hak veto-nya dan malah memilih untuk abstain pada resolusi tersebut.

Resolusi ini juga menuntut pembebasan semua sandera yang ditahan selama serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu di selatan Israel. Namun, permintaan ini tidak dihubungkan dengan gencatan senjata selama Ramadan yang berakhir pada 9 April 2024 mendatang.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : United Nations Security Council


TERBARU