> >

Ketegangan di Perairan Laut China Selatan: Perselisihan Antara Taiwan dan China

Kompas dunia | 19 Maret 2024, 23:13 WIB
Dalam foto yang disediakan Penjaga Pantai Filipina ini tampak sebuah kapal Penjaga Pantai China menggunakan meriam air terhadap sebuah perahu pengangkut pasokan yang dioperasikan Angkatan Laut Filipina, M/L Kalayaan, saat mendekati Second Thomas Shoal atau di Filipina dikenal dengan Ayungin Shoal, di perairan Laut China Selatan yang disengketakan, pada Minggu, 10 Desember 2023. (Sumber: Penjaga Pantai Filipina via AP)

Kapal tersebut telah menolak perintah untuk berhenti oleh kapal penjaga pantai Taiwan untuk diperiksa. Dua dari empat penumpang China tewas, dan China menyalahkan Taiwan.

Kemarahan semakin memuncak ketika diketahui bahwa kedua kapal tersebut telah bertabrakan, sebuah fakta yang pada awalnya diabaikan oleh pihak berwenang Taiwan.

Hingga saat ini, lima belas putaran negosiasi tertutup mengenai tanggung jawab dan kompensasi belum menghasilkan kesepakatan.

China menuduh Taiwan menghindar, sementara Taiwan menuduh China mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal, seperti menginginkan perwira Taiwan untuk pergi ke daratan untuk diinterogasi.

Para ahli menyatakan bahwa kedua belah pihak jelas berusaha untuk menghindari eskalasi serius dari insiden tersebut. Namun, reaksi China juga sesuai dengan pola penggunaan insiden untuk menetapkan norma baru dan melanggar batas wilayah Taiwan.

Contoh paling mencolok dari taktik ini terjadi pada Agustus 2022, ketika Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

Sebagai tanggapan, serangan militer China ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan meningkat, dan penyeberangan garis tengah, perbatasan de facto Selat Taiwan, telah menjadi hal yang biasa.

Baca Juga: Ketegangan Imlek 2024 di Taiwan, 8 Balon China Dilaporkan Masuk Wilayahnya

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : Guardian


TERBARU